Senin, 6 Oktober 2025

Nelayan Bangkalan Tak Bisa Melaut karena Cuaca Buruk, Hidupnya Andalkan Bantuan

Angin kencang disertai ombak memaksa para nelayan di Bangkalan Madura tak melaut.

Editor: Sugiyarto
Tribun Jateng/Hermawan Handaka
ilustrasi 

TRIBUNNEWS.COM, BANGKALAN - Angin kencang disertai ombak memaksa para nelayan di Bangkalan Madura tak melaut.

Untuk mempertahankan hidupnya mereka mengandalkan bantuan sembakoi ari Pemkab Bangkalan.

Seperti nelayan  Desa Banyusangkah Kecamatan Tanjungbumi memarkir perahu. Masa paceklik biasanya berlangsung hingga Maret dan membuat para nelayan kelimpungan.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-sehari selama empat bulan ke depan, masyarakat nelayan memilih berhutang, menggadaikan atau bahkan menjual barang berharga.

"Ada yang nekat, curi-curi waktu atau berpacu dengan cuaca buruk karena terdesak kebutuhan rumah tangga," ungkap Kepala Desa Banyusangkah Abdus Syukur kepada Surya, Senin (10/12/2018).

Ia menjelaskan, memanfaatkan cuaca buruk mereda beresiko bagi para nelayan kehilangan biaya solar. Karena mereka tak berhasil membawa pulang hasil tangkapan.

"Akhirnya ya kembali ketika dalam perjalanan dihadang cuaca buruk mulai datang. Namanya juga curi-curi waktu," jelasnya.

Wilayah Desa Banyusangkah berada di ujung utara Bangkalan, berbatasan dengan Kabupaten Sampang. Dari sekitar 5.000 penduduk, sebanyak 90 persen di antaranya berprofesi sebagai nelayan.

Para nelayan yang memiliki kapal berukuran besar terdata sekitar 10 persen, kapal berukuran sedang 30 persen, dan kapal berukuran kecil sebanyak 50 persen.

Dengan kapal berukuran besar, para nelayan terkadang memilih nekat melaut untuk menangkap ikan. Namun tidak demikian dengan warga yang bermodalkan kapal berukuran sedang dan kecil.

"Mereka yang memiliki kapal berukuran kecil dan sedang biasanya memperbaiki jaring. Untuk bertahan hidup, mereka berhutang, gadai, hingga menjual barang berharga," pungkasnya

Beradasarkan prakiraan kondisi iklim dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda yang diterima Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bangkalan menyebutkan, kecepatan angin mencapai 63 Km/Jam dengan durasi 5 - 15 menit pada Oktober, Nopember, Desember 2018.

"Ada bebarapa potensi angin kencang dan gelombang tinggi di beberapa perairan Bangkalan," terang Kepala BPBD Kabupaten Bangkalan Rizal Moris.

Ia mengungkapkan, pihaknya beberapa waktu lalu telah menyampaikan kepada masyarakat nelayan di Kelurahan Pangeranan Kecamata Kota agar tidak pergi melaut karena cuaca ekstrem.

"Sekaligus kami berikan bantuan sembako bagi para nelayan yang tidak melaut karena cuaca ekstrim," jelasnya.

Halaman
12
Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved