Senior Pukuli Junior Di Asrama Putra SMP Plus Melati
Korban mengaku kakak tingkat langsung memukulinya dengan brutal dibagian kepala, tangan hingga ke kaki
Laporan wartawan tribunkaltim.co, Christoper D
TRIBUNNEWS,COM, SAMARINDA - Kekerasan di dunia pendidikan kembali terjadi.
Kali ini kekerasan terjadi di SMP Plus Melati Samarinda.
Tindak kekerasan melibatkan siswa antar siswa, yakni siswa kelas VIII dengan siswa kelas IX. Bahkan, tindak kekerasa tersebut telah masuk hingga ke ranah hukum.
Kejadian pemukulan itu terjadi pada Rabu (28/11) kemarin di koridor asrama putra lantai 2, sekitar pukul 12.00 Wita, saat jam istirahat pelajaran.
Saat itu, siswa kelas VIII disuruh oleh beberapa siswa kelas IX untuk ke asrama. Sesampainya di koridor asrama, siswa kelas VIII yang jumlah sekitar 7-8 anak itu dipaksa oleh seniornya itu untuk menghadap tembok dengan mata terpejam.
Lalu, kakak tingkat langsung memukuli juniornya itu dengan brutal dibagian kepala, tangan hingga ke kaki.
Usai memukuli adik tingkatnya itu, siswa kelas IX yang jumlahnya sekitar tujuh siswa itu lalu mengancam agar tidak memberitahukan hal itu kepada guru maupun pihak lainnya, termasuk orangtua.
Jika nekat membocorkan hal itu, maka akan dipukul dengan menggunakan balok.
"Saya tahu ada pemukulan itu, saat anak saya pulang ke rumah, saat mau naik tangga, tiba-tiba terjatuh, dan dilihat ada lebam lebam ditubuhnya. Lalu anak saya itu cerita sama kakaknya, habis dipukuli di sekolah, hari itu juga saya ke sekolahan, tapi pihak sekolah mengaku belum tahu hal itu," ucap salah satu orangtua siswa yang menjadi korban pemukulan, Ferdi Y, Kamis (29/11/2018).
Lanjut dia menjelaskan, dari keterangan yang diperoleh dari anaknya.
Penyebab dari aksi kekerasan itu terjadi juga tidak diketahui oleh anaknya, tiba-tiba anaknya dan teman-temannya yang disuruh ke asrama dan dipukuli.
"Mereka memukuli dengan membabi buta menggunakan tangan kosong. Anak saya sempat mau melawan, tapi ada siswa yang bawa balok, dan diancam akan dipukul balok jika melaporkan hal itu," jelasnya.
Bahkan, diduga aksi kekerasan itu bukan pertama kalinya terjadi.
Masih dari keterangan anaknya, terdapat beberapa temannya yang kerap dipukul, bahkan diperas, termasuk saat malam hari kerap disuruh beli rokok saat berada di asrama.