Selasa, 7 Oktober 2025

Korban Banjir Bandang Cipatujah Bobol Atap Rumah

Sejumlah warga Kampung Jajawai di Desa Cipatujah yang berada tidak jauh dari sungai berhasil menyelamatakan diri dengan cara membobol atap rumahnya.

Editor: Eko Sutriyanto
Isep heri herdiansah/tribun jabar
Pupu (45) warga Kampung Jajawai, Desa/Kecamatan Cipatujah menunjukan pinggir atap rumahnya yang dijebol dan dijadikan jalan menyelematkan diri bersama keluarganya saat banjir bandang melanda, Rabu (7/11/2018) 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Isep Heri

TRIBUNNEWS.COM, TASIKMALAYA - Banjir bandang yang terjadi di bagian Selatan Kabupaten Tasikmalaya, Selasa (7/11/2018) dini hari mengakibatkan sejumlah orang meninggal dan sejumlah rumah terendam.

Meluapnya Sungai Cipatujah yang begitu cepat pada saat sebagian warga tengah tertidur pulas menciptakan kegetiran yang tak bisa tergambarkan.

Beruntung, sejumlah warga Kampung Jajawai di Desa Cipatujah yang berada tidak jauh dari sungai berhasil menyelamatakan diri dengan cara membobol atap rumahnya.

Pupu (45) di antaranya, dia mengatakan, dirinya bersama dua anggota keluarganya harus menjebol atap rumah dan bertahan beberapa jam di atas genting menunggu air surut.

"Sekitar pukul 01.00 WIB, air sungai begitu cepat datang, karena ketinggian air sudah hampir satu meter masuk menggenangi rumah, maka kami jebol atap rumah saja kemudian bertahan di sana sampai sekitar pukul 07.00 WIB," tutur Pupu saat ditemui, Rabu (7/11/2018) Siang.

Dia sadar air mulai menggenang di halaman rumahnya sedari pukul 00.00 WIB, puncaknya air setinggi dua meter menggenangi ruangan di rumahnya.

"Saat itu memang sudah mulai menggenang di halaman, tapi kami tidak begegas karena genangan air sudah biasa," ujarnya.

Baca: Terjadi Longsor dan Banjir di Pangandaran, Satu Warga Dilaporkan Tewas

Bahkan saat itu, lanjut Pupu, kondisi listrik sudah padam sehingga penglihatan terbatas.

"Kondisinya tidak mungkin untuk keluar dari rumah, sehingga satu-satunya jalan kami naik ke atas rumah saja," lanjutnya.

Sebelum air memasuki permukiman warga, Pupu yang malam itu terjaga mendengar suara aliran sungai yang bergemuruh.

"Mungkin saking derasnya air sungai terdengar sangat bergemuruh, sepertinya air pasang laut beradu dengan aliran sungai, kebetulan ini muara" kata Pupu.

Kejadian yang begitu cepat itu mengakibatkan Pupu dan keluarga tidak bisa menyelamatkan barang-barang yang ada dirumahnya.

Menjebol atap rumah untuk menyelamatkan diri juga dilakukan oleh Samsul (33).

Selain tidak bisa menyelematkan barang-barang, Samsul mengaku harus merelakan sebanyak 15 ekor domba miliknya terendam di kandangnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved