Fotografer Bangka Pos Group Mengaku Bersyukur Tidak Jadi Naik Pesawat Lion Air JT 610
Hingga Jumat 27 Oktober 2018 pagi, Resha mengaku masih tetap tidak mengubah keinginannya untuk pulang pada Senin
Laporan Wartawan Posbelitung.co Edy Yusmanto
TRIBUNNEWS.COM, BANGKA - Fotografer Bangka Pos Resha Juhari bersyukur tidak jadi menumpang pesawat Lion Air JT610 yang jatuh di Perairan Tanjung Pakis Karawang Jawa Barat, Senin (29/10/2018).
Fotografer Bangka Pos Group ini sebenarnya berencana pulang pada waktu kejadian namun keputusan itu tIDak jadi diambil di detik-detik akhir pemesanan tiket secara online.
"Ini mungkin doa anak-anakku dan istri. Anakku baru lahir, baru dua minggu usianya," kata Resha kepada posbelitung.co (Bangka Pos Group), Rabu (31/10/2018).
Resha tak habis-habisnya bersyukur terhindar dari maut.
Ia bercerita kala itu dirinya sedang cuti menemani istrinya melahirkan di Bekasi selama dua pekan dan tinggal di rumah mertuanya.
Ia setiap hari mengaku menemani istri dan menjaga anak-anaknya.
Tahu jadwal cutinya berakhir di penghujung bulan, Resha sebenarnya sudah berencana untuk pulang Senin pagi.

Mencari penerbangan pagi sudah menjadi kebiasaan Resha setiap kali pulang dari Bekasi ke Pangkalpinang.
Namun entah mengapa, sejak satu minggu sebelum kejadian Lion Air jatuh, keinginannya untuk memesan tiket melalui daring selalu gagal.
"Lebih dari dua kali la pesen tiket online untuk Senin itu (29 Oktober 2018) tapi batal terus, apa boleh buat. Allah punya rahasia," papar Resha.
Hingga Jumat 27 Oktober 2018 pagi, Resha mengaku masih tetap tidak mengubah keinginannya untuk pulang pada Senin.
Semua keluarga di Pangkalpinang sudah diberitahu bahwa dirinya akan pulang pada hari itu, seperti biasanya.
Baca: Hastuti Tiba-tiba Lemas dan Hampa di Dada Sebelum Tahu Anak Keduanya Hilang Dalam Musibah Lion Air
Namun, entah mengapa Jumat sore tiba-tiba saat memesan tiket secara daring, Resha memilih Selasa 30 Oktober 2018.
"Pas buka Travel*** saya jadi pengen pulang Selasa. Jadi langsung saya bayar hari itu. Jamnya tetap pagi. Cuma keluargaku di Pangkal (Pangkalpinang) tidak tahu, " cerita Resha.
Resha tak menyangka keputusan yang tiba-tiba itu mengubah segalanya.
Ia masih bisa tersenyum dan melihat kedua anaknya dan istri.
Ibu Terjatuh di Pasar
Kabar kecelakaan Lion Air JT610 tak hanya membuat beredar di media televisi, online dan media sosial.
Hal ini membuat keluarga besar Resha di Pangkalpinang panik lalu berusaha menghubungi Resha kala itu.
Bahkan, sang ibu yang sedang belanja di pasar terjatuh.
"Mak kami jatuh di pasar pas denger kejadian tu. Soal e kaben di orang tahu e ku pulang Senin," ujar Resha.
Baca: Orang Tua Pilot Bhavye Suneja Yakin Putranya Baik-baik Saja dan Akan Membawanya Pulang
Pagi itu, kata Resha ponselnya mati sehingga, banyak keluarga yang menelepon tidak bisa.
Hal inilah yang kemudian membuat rasa panik pihak keluarga semakin menjadi-jadi.
"Salahku pulik, soal e hape ku mati pagi e. jadi adik, ayuk kek mak ku nangis. Dorang pikir ku jadi berangkat pagi tu," sebut Resha.
Akhirnya, pihak keluarga tenang setelah mendengar kabar bahwa Resha tidak jadi berangkat dari istri dan mertua.
"Ayukku sempat tebayang nameku ade di pesawat tu. Die la betangis-tangis di rumah (Pangkalpinang). Tapi syukurlah, Allah berkehendak lain dan masih ingin aku di sini menemani anak dan istri bersama keluarga," jelas Resha.
Kawan Kantor Bersyukur
Fitriyadi rekan satu kantor Resha mengaku sangat senang mendengar kabar nama Resha tidak masuk dalam daftar manifes pesawat Lion Air JT60 yang jatuh di Perairan Tanjung Karawang Bekasi Jawa Barat.
"Syukurlah, die selamat. Men dak e kasihan kek anak e agik kecit-kecit," tutur Fitriyadi.
Hal serupa juga disampaikan Dedi Purwadi.
Ia menuturkan sempat khawatir juga lantaran mendengar kabar Resha pulang Senin.
"Denger kawan-kawan biang dia (Resha) pulang Senin. Untunglah Selasa rupe e. Syukurlah selamat," sebut Dedi.
Ketinggalan Pesawat
Sony Setiawan bersyukur tiada henti-hentinya dirinya masih selamat dan batal menumpangi pesawat Lion Air JT 610 yang jatuh, Senin (29/10/2018) pagi.
Pegawai Kanwil Ditjen Perbendaharaan Babel ini tertinggal pesawat lantaran terjebak macet di tol Cikampek. Ia menyebutkan dirinya seharusnya sudah menumpang pesawat ini dan sudah melakukan check-in.
"Saya kan rumahnya di Bandung tiap minggunya pulang, setiap senin pagi naik Lion yang 06.10. Biasa dari Bandung 11 malam biasanya terminal 1 B Jakarta sekitar jam 3 pagi, tadi pagi macet parah di Cikampek saya baru sampai Bandara 6.20 pesawat sudah terbang," katanya ditemui di Bandara Depati Amir, Senin (29/10/2018).
Ia mengatakan dirinya sempat lemas dan menangis saat tiba di bandara Soekarno Hatta mengetahui pesawat yang seharusnya ditumpanginya itu dikabarkan hilang kontak.
"Saya lemes sampai nangis, ini lah jalannya takdir Allah buat saya untuk memperbaiki diri. Karena tau saya telat saya beli tiket Sriwijaya yang 09.40 karena tadi parah sekali macetnya," katanya.
Dirinya memang sudah memiliki firasat tidak nyaman sejak kemarin sore. Bahkan Ia sudah mencetak boarding pass karena takut terlambat.
"Enggak ada firasat, dari kemarin sore enggak enak. Saya check online karena takut terlambat, tapi saya kok males benar pergi. Biasanya enggak pernah dicetak boarding pas," katanya.