Jumat, 3 Oktober 2025

Gempa di Sulteng

Keluarga Tetap Gelar Ngaben Meski Jasad Gus Maiz Ikut Dikubur Massal di Palu

I Gusti Kade Sukadana memastikan, prosesi ngaben akan tetap dilakukan walau jenazah Guz Maiz dikubur massal di Palu.

Editor: Hendra Gunawan
Tribun Bali/I Made Ardhiangga
Foto kenangan almarhum Gusti Kade Sukamiarta, di rumah duka di Mendoyo, Jembrana, Minggu (30/9/2018). Sukamiarta alias Gus Maiz turut jadi korban gempa dan tsunami di Kota Palu, Sulawesi Tengah. TRIBUN BALI/I MADE ARDHIANGGA 

Korban meninggal dunia akibat gempa dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, bertambah jadi 832 orang.

Satu di antara ratusan korban meninggal adalah warga Mendoyo Dangin, Banjar Tengah, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, Brigadir I Gusti Kade Sukamiarta (32).

Mirisnya lagi, anggota Polri itu disapu tsunami ketika sudah bersiap melamar calon istrinya.

Ayah korban, I Gusti Kade Sukadana (57), menuturkan sang anak bertugas di Palu sejak 2005 setelah lulus SPN Singaraja.

Dalam waktu dekat, korban yang akrab disapa Gus Maiz berniat melangsungkan pernikahan.

Sesuai rencana, pekan ini dijadwalkan upacara lamaran. Keluarga Gus Maiz akan menemui keluarga kekasihnya di Palu.

Selasa (2/10) besok, Gus Maiz sedianya akan pulang ke Bali.

Selanjutnya, Kamis (4/10) atau Jumat (5/10), Gus Maiz mengajak ayahnya, Gusti Kade Sukadana, beserta ibunya, I Gusti Ayu Kade Miliasih (63), terbang ke Palu.

"Maunya akan ada lamaran. Anak saya akan menikah dengan pacarnya yang ada di Palu," tutur Gus Sukadana lirih saat ditemui di kediamannya, Minggu (30/9).

Menurut Gus Sukadana, dewasa (hari baik) pernikahan sudah ditetapkan keluarganya.

Pernikahan secara adat Bali itu dijadwalkan menjelang Hari Raya Galungan pada Desember mendatang.

"Rencananya menikah dekat-dekat dengan perayaan Galungan mendatang," katanya dengan terbata-bata.

Namun takdir berkata lain. Rencana momen bahagia tersebut pupus setelah gempa bermagnitudo 7,4 SR dan diikuti tsunami menerjang Kabupaten Donggala dan Kota Palu, Jumat (28/9) sore. Gus Maiz turut menjadi korban bencana dahsyat tersebut.

Gus Sukadana tidak dapat menahan pilu hatinya dengan kejadian itu. Air mata berlinang dari matanya. Terkadang tatapannya kosong, mengingat anak laki-laki tunggalnya itu.

Gus Maiz adalah anak kedua dari dua bersaudara, Gus Maiz lulusan SPN Singaraja tahun 2005, dan langsung bertugas di Palu.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved