Rabu, 1 Oktober 2025

Gempa di Sulteng

BNPB: 16.732 Warga Palu Mengungsi Pasca Gempa dan Tsunami

Yang dibutuhkan BBM, air minum, obat-obatan, tenaga medis, tenda pengungsi dapur umum, water tank, kantong mayat, kain kafan, hingga alat penerangan

Penulis: Reza Deni
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUN/IRWAN RISMAWAN
Suasana di kawasan Pantai Talise, Palu, Sulawesi Tengah, setelah terjangan gempa dan tsunami, Sabtu (29/9/2018). Gempa bumi 7.7 SR yang disertai gelombang tsunami meluluh lantakan pesisir pantai di Palu dan info sementara korban jiwa mencapai kurabg kebih 400. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reza Deni

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho memaparkan, saat ini sebanyak 16.732 warga Palu yang mengungsi di 24 posko pengungsian akibat gempa dan tsunami kemarin, Jumat (28/9/2018).

"Pengungsi paling banyak ada di Poboya Mako Sabhara dengan jumlah mencapai 5 ribu orang," katanya di Gedung BNPB, Jakarta Timur, Sabtu (29/9/2018).

Sementara pengungsi yang jumlahnya paling sedikit ada di beberapa tempat dengan jumlah masing-masing 100 orang, yakni Lapangan Anoa, Belakang Basarnas, Jalan Maleo91, dan Halaman Detasemen.

"Para pengungsi tersebut kini membutuhkan hal-hal mendesak," tambahnya.

Adapun kebutuhan tersebut mulai dari BBM, air minum, obat-obatan, tenaga medis, tenda pengungsi dapur umum, water tank, kantong mayat, kain kafan, hingga alat penerangan.

Berikut data 16.732 pengungsi Palu beserta tempatnya

1. Lapangan Vatulemo = 1.000 orang

2. Halaman perkantoran = 2.000 orang

3. Bundaran Biromaro = 2000 orang

4. Makorem = 300 orang

5. Masjid Raya Palu = 300 orang

6. Poboya Mako Sabhara = 5.000 orang

7. Lapangan Anoa = 100 orang

8. Lapangan Paqih Rasyid = 500 orang

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved