Selasa, 7 Oktober 2025

GKR Hemas Sosialisasikan Pancasila ke Komunitas Relawan Sosial Media untuk Jaga Kondusifitas Bangsa

Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas menggelar sosialisasi tentang Pancasila kepada sejumlah kelompok relawan sosial media yang ada di wilayah DIY.

Editor: Sugiyarto
Tribun Jogja/ Wahyu Setiawan Nugroho
GKR Hemas dalam diskusi Pancasila kepada relawan sosial media di Gedung Serbaguna DPD RI wilayah DIY, Kamis (13/9/2018). 

TRIBUNNEWS.COM, JOGJA - Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas menggelar  sosialisasi tentang Pancasila kepada sejumlah kelompok relawan sosial media yang ada di wilayah DIY.

Berlokasi di Ruang Serbaguna DPD RI wilayah DIY, sosialisasi ini mengajak relawan sosial media di antaranya Info Cegatan Jogja, Relawan Radio Amatir, Relawan Driver Gojek, Relawan Gerakan Bersama Atasi Kriminalitas, Solidaritas Ojek Online dan beberapa relawan lain yang berkegiatan dan aktif melalui sosial media untuk mulai bijak dalam bersosial media.

Menurut GKR Hemas, kegiatan yang digelar ini merupakan salah satu tugas dan tanggung jawab pihaknya selaku perwakilan masyarakat yang berada di lembaga DPD RI, yakni melakukan Sosialisasi Dasar-Dasar Negara kita, termasuk di dalamnya UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika kepada seluruh lapisan masyarakat.

Terlebih Yogyakarta bahkan Indonesia dikenal sebagai negara yang multikultural serta memiliki etnis berjumlah kurang lebih 1.340 jenis suku bangsa.

"Seperti yang kita rasakan, bahwa multikultural sebagai identitas kita bersama itu tengah mendapatkan ujian. Spirit keutuhan negara kita tengah terancam oleh dampak negatif teknologi (gadget)."

"Banyak bibit konflik yang mengatasnamakan etnis atau kelompok tertentu di era digital ini disemai begitu saja oleh saudara-saudara kita tanpa mempertimbangkan dampak baik buruknya."

"Setiap menit bahkan detik, info-info hoax yang berbau SARA kerapkali muncul di handphone kita," kata Hemas di depan peserta yang hadir, Kamis (13/9/2018).

Hemas menjelaskan posisi para relawan di era digital ini sangat strategis terutama dalam mengajak masyarakat luas, mengajak keluarga atau sahabat, untuk selalu waspada dan menjaga keutuhan dan keharmonisan bangsa.

"Media sosial itu instrumen yang dapat dimanfaatkan untuk kebaikkan atau sebaliknya keburukkan, semua itu tergantung kita, tergantung anda terutama kaum milenial," lanjutnya.

Pihaknya pun memaparkan fenomena perkembangan dunia digital pada era disruptif kali ini. GKR Hemas menyoroti jumlah pengguna yang di tahun 2016 saja sudah berjumlah lebih dari 129 juta orang atau lebih dari 50 persen penduduk Indonesia.

"Dari jumlah itu ada sekitar 94% jenis konten yang paling banyak diakses adalah media sosial. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa baik buruknya konten media sosial yang beredar di DIY (misalnya) sedikit banyak dapat dipengaruhi oleh jari-jemari anda semua selaku relawan Netizen," katanya.

Selain itu, iklim demokrasi Indonesia juga memberikan ruang bagi masyarakat untuk berpendapat dan menyampaikan opini melalui sosial media.

"Masyarakat online (netizen) dan media sosial dapat berperan sebagai agen sosial dan perubahan sosial-politik. Karakteristik media sosial yang spesifik dalam iklim demokrasi yang bebas tersebut, membuat aktivitas media sosial di Indonesia menjadi sangat dinamis. Ketiga, sejarah relawan di Indonesia sangat panjang dan telah mendapat tempat tersendiri di masyarakat," jelasnya.

GKR Hemas pun tak lupa menjelaskan, bahwa pada dasarnya fungsi sosial dari sebuah media sosial yang utama adalah mencari informasi dan menginformasikannya dengan mudah sebagai bentuk partisipasi sekaligus berbagi dengan sesama.

Namun, harus diakui, seringkali masyarakat lupa atau tidak sadar bahwa dunia maya yang sehari-hari digunakan di dalamnya adalah ruang publik.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved