KLM Wahyu Ilahi 02 Hilang Kontak Sejak Jumat, Benarkah karena Kelebihan Muatan?
Polres Jeneponto dalam rilisnya menyebut terdapat 500 hewan yang diangkut kapal milik H Nur tersebut
TRIBUNNEWS.COM, BINAMU - Kapal Layar Motor (KLM) Wahyu Ilahi 02 GT 66 dikabarkan hilang kontak saat berlayar dari Pelabuhan Marapokot, Embai, Nusa Tenggara Timur, menuju Pelabuhan Jeneponto, Desa Bungen, Kecamatan Batang, Kamis (30/8/2018).
Hilangnya kontak dengan ABK kapal diketahui setelah kapal yang dijadwalkan tiba, Jumat (31/8/2018) pukul 05.00 Wita, tidak kunjung memberi kabar.
Semua nomor kontak ABK kapal yang dihubungi pihak Shabandar Jeneponto atau Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Jeneponto, tidak dapat dihubungi.
Informasi yang diperoleh dari petugas keamanan Pelabuhan Jeneponto, Daeng Nassa, kapal mengangkut ratusan hewan.
"Informasi yang saya peroleh dari orang disana (Pelabuhan Marapokot) ada 17 orang yang diatas kapal, empat perempuan dan 13 laki-laki, sementara hewan sekitar 200 an hewan, kuda, sapi dengan kambing," ujarnya.
Baca: Jadwal Lengkap Closing Ceremony Asian Games 2018: Ada Gigi, Siti Badriah hingga Super Junior
Menurut Daeng Nassa, biasanya kapal memuat hewan hingga 200an ekor.
Polres Jeneponto dalam rilisnya menyebut terdapat 500 hewan yang diangkut kapal milik H Nur tersebut.
Rinciannya, hewan ternak jenis kerbau, sapi, dan kuda yang berjumlah sekitar 200 ekor dan Kambing sekitar 300 ekor.
Adapun nama-nama ABK kapal yang ikut dalam pelayaran dari Pelabuhan Marapokot menuju Pelabuhan Jeneponto sebanyak delapan orang.
Mereka adalah Suardi (41) nahkoda kapal, Irsan (43) kepala kamar mesin kapal, Riang (25) Abk kapal, Onto (30) Abk, Daeng Nyau (40) Abk, Hendra (21) Abk, Heri (21) Abk dan Hidayat (23) Abk, yang kesemuanya merupakanKe warga Desa Bungeng, Kecamatan Batang, Kabupaten Jeneponto.
Pemilik kapal, H Nur, kepada polisi mengaku terakhir berhungan dengan nakhoda kapal (Suardi) melalui telepon selulernya Rabu, 29 Agustus 2018 sekitar pukul 23.00 Wita, untuk mengonfirmasi bahwa kapal akan segera berlayar.
Baca: Keluarga Bantah Kombes Heri Nixon Menculik dan Menganiaya Ade Saputra dan Keluarganya
Syahrul dalam rilinya juga menyebutkan adanya penumpang yang ikut dalam kapal pengangkut hewan tersebut.
"Penumpang sebanyak sembilan orang yang sampai saat ini belum diketahui identitas lengkapnya. Namun untuk data sementara, terdapat lima laki-laki dan empat perempuan," kata Syahrul dalam rilinya.
Ke sembilan penumpang itu, menurut Syahrul bernama, Illang bersama istrinya Asni, Sangkala, Mangung, Gesong, Dg Baha, Asni, dan tiga orang lainnya yang belum diketahui identitasnya.

Data itu, menurut Syahrul, diperoleh dari hasil interview pemilik kapal (H Nur) dan wawancara petugas Syahbandar Jeneponto serta keluarga yang menumpang dalam kapal.
Sementara Kepala Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan Kelas III Jeneponto, Irwan, yang dikonfirmasi Sabtu malam, mengaku, belum mendapat kabar keberadaan kapal.
"Sampai sekarang kami belum mendapat kabarnya juga ini, kita koordinasi dengan Basarnas di daerah Maporkot sementara masih pencarian," kata Irwan.
Baca: Seorang Mahasiswa Dijanjikan Upah Rp 15 Juta Jika Berhasil Mengantarkan Sabu dari Aceh ke Jakarta
Data manifest pemberangkatan kapal dari Pelabuhan Marapokot yang diperoleh Irwan menyebut, terdapat delapan ABK yang berada di atas KLM Wahyu Ilahi.
"Data manifest yang saya peroleh dari pelabuhan pemberangkatannya itu, terdapat delapan ABK yang ada di atas kapal, 175 ekor hewan terdiri dari 80 ekor sapi, 10 kuda, 10 kerbau dan 75 kambing," ujarnya.
Menurut Irwan, muatan kapal sesuai dengan kapasitas angkut KLM Wahyu Ilahi.
"Tidak ada kelebihan muatan pak, sudah sesuai dengan kapasitas muatannya yang ada di manifest," ungkap Irwan.
Irwan juga mengklaim kondisi kapal dalam kondisi layak layar dan tidak terdapat gangguan apapun.
"Bagus kondisinya," jelas Irwan.
Irwan juga membantah adanya dugaan penumpang yang ikut di dalam kapal KLM Wahyu Ilahi.
"Saya kurang tahu kalau ada penumpang yang ikut, karena biasanya kapal barang khusus mengangkut barang bukan peruntukannya untuk penumpang," ungkap Irwan.
Irwan juga mengungkapkan, informasi dari Syahbandar Maropokot Embai, los kontak terjadi sejam setelah KLM berangkat dari Pelabuhan Marapokot, Embai, NTT.
Dari perbedaan data itu, kapal pengangkut hewan yang hilang kontak hingga sekarang ini, diduga kelebihan muatan.
Artikel ini telah tayang di Tribun-timur.com dengan judul Data Syahbandar dan Polisi Berbeda, KLM Wahyu Ilahi 02 yang Hilang Kontak Kelebihan Muatan?