Terendam Limpasan Air Laut, 21 Hektar Tanaman Cabe dan Bawang Merah di Bantul Terancam Gagal Panen
Luapan air laut yang merendam lahan pertanian di daerah Baros dan Muneng, Tirtoharjo, Kretek, Bantul hingga Kamis (2/8/2018) kemarin tak kunjung surut
Diakui Pulung, siklus naiknya air laut di pantai selatan ini sebenarnya sudah biasa terjadi di kawasan Baros dan sekitarnya.
Para petani di lokasi tersebut, ia yakini sudah mengetahui bahwa luapan air laut ini menjadi siklus tahunan.
Hanya saja, tahun ini waktunya tidak sesuai prediksi.
“Biasanya gelombang tinggi terjadi di bulan September saat musim panen sudah selesai. Jadi efeknya tidak terlalu terasa."
"Tapi tahun ini gelombang tinggi datang lebih cepat saat petani belum sempat memanen hasil pertanian. Efeknya lebih parah karena durasi gelombang tinggi kali ini juga lebih lama,” kata Pulung. (*)