Mudik Lebaran 2018
Cerita Sukses Pembangunan Tol Cipali dan Turunnya Omset Rumah Makan Jalur 'Tengkorak'
Pada masa keemasannya, restoran cukup laris karena menu yang disajikannya beraneka ragam, terutama menu prasmanan nya.
Luas halaman yang lebar dan fasilitas yang lengkap menjadi modal mereka untuk bisa menawarkan tempat peristirahatan bagi para pengendara mobil yang melintas.
Namun saat ini dari pantauan Tim Tribunnews.com, memasuki wilayah Cikampek, menuju Pamanukan warung-warung makan yang biasanya ramai menjadi tempat pemberhentian bus, truk, dan mobil tersebut, sudah banyak yang tutup.
Bahkan tidak sedikit yang rusak dan tidak terawat.
Ada juga warung yang masih bertahan untuk tetap berjualan, namun tampak sepi tak berpengunjung.
Ada pula beberapa warung makan dengan papan nama yang besar tertutup kain bertuliskan 'Dijual/Dikontrakkan'.
Pascalebaran 2015, Asep mencerita banyak rekan seprofesinya memilih untuk gulung tikar alias tutup.
Sementara yang memili modal lebih, banyak yang membuka usaha yang sama di rest area tol Cipali.
"Kalau mau dibilang drastis, ya maha drastis. Kalau dulu sehari bisa satu Rp 1 juta, misalnya, tapi sekarang masuk Rp 250 ribu saja sudah alhamdulillah," ujar nya.
Keberadaan Tol Cipali yang merupakan tol terpanjang di Indonesia, memang diharapkan pemerintah dapat mengurangi kemacetan di jalur Pantura.
Terlebih saat terjadi arus mudik dan balik Lebaran setiap tahunnya.
Kini, kendaraan-kendaraan pribadi yang biasanya memadati jalur 'tengkorak', itu lebih dari 50 persennya beralih ke Tol Cipali.
"Ya bisa dibilang tinggal kenangan lah," ujar Asep.
Ya, pantura Jabar, kala itu itu memang menjadi 'jalur emas' bagi siapa pun.
Namun kini keberadaan warung-warung tersebut bagai Hidup segan, mati pun tak mau.