Selasa, 7 Oktober 2025

Ponpes Al Munawarroh Gelar Diskusi Santri Soal Peran Pesantren dalam Pembangunan Nasional

Dari pondok pesantren, telah lahir banyak tokoh bangsa, yang telah berjasa kepada bangsa dan negara.

Istimewa
Acara diskusi santri dan buka puasa bersama bertema "Partisipasi Pondok Pesantren Dalam Mensuksekan Kelanjutan Program Pembangunan Nasional" dihelat di Pondok Pesantren Al Munawarroh, Kabupaten Garut, Jumat malam (25/5/2018) 

TRIBUNNEWS.COM - Acara diskusi santri dan buka puasa bersama bertema "Partisipasi Pondok Pesantren Dalam Mensuksekan Kelanjutan Program Pembangunan Nasional" dihelat di Pondok Pesantren Al Munawarroh, Kabupaten Garut, Jumat (25/5/2018) malam kemarin.

Pada diskusi tersebut, Wakil Ketua PW GP Ansor Jabar, Dedi Hasan Bachtiar SE menyampaikan, dalam sejarah Indonesia, pondok pesantren memiliki peran penting dan selalu ikut berpartisipasi dalam pembangunan bangsa di segala bidang, terutama dalam bidang pendidikan.

Dari pondok pesantren, telah lahir banyak tokoh bangsa, yang telah berjasa kepada bangsa dan negara.

Lebih lanjut Dedi mengatakan, keberadaan pondok pesantren di tengah pembangunan nasional, tidak hanya mencakup pembangunan fisik, tetapi juga pembangunan mental spiritual, melalui penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang diimbangi dengan penguasaan ilmu agama yang memadai.

Hal ini karena, dimasa depan generasi milenial dituntut tidak hanya mampu menguasai ilmu pengetahuan & teknologi, tetapi mampu menyeimbangkan dengan memiliki pemahaman yang mapan terhadap ilmu keagamaan.

"Di masa depan, generasi muda yang hebat, tidak hanya pintar dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, tapi juga memiliki pemahaman ilmu keagamaan yang memadai," kata Dedi dalam keterangan yang diterima, Sabtu (26/5/2018).

Karena itu, peran pondok pesantren dalam mencetak generasi muda yang mumpuni tidak bisa dipandang enteng, karena pondok pesantren menjadi kawah candradimuka bagi generasi muda atau santri, untuk membangun karakter santri yang menguasai berbagai ilmu, baik pengetahuan, teknologi dan ilmu agama.

Jika ketiga ilmu tersebut tidak bisa dikuasai secara seimbang, maka dikhawatirkan akan muncul aksi-aksi yang melampaui batas seperti aksi terorisme dan radikalisme.

"Santri yang tidak dibekali dengan pemahaman ilmu keagamaan yang memadai, bisa menjurus pada aksi radikal dan teroris," tambah Dedi.

Selain itu pembangunan karakter para santri di pondok pesantren, sesungguhnya telah sejalan dengan program revolusi mental yang tercantum dalam Nawacita.

Pembangunan karakter, melalui pendidikan yang memperkuat mental spiritual para santri dan santriwati, bertujuan agar para santri tidak hanya kuat secara karakter, tetapi juga mampu menjunjung tinggi nilai kebhinnekaan dan keberagaman di Indonesia.

Hal ini tidak hanya berlaku di Indonesia, karena sesungguhnya Al Quran juga mengajarkan tentang keberagaman melalui perbedaan warna kulit, perbedaan bahasa dan perbedaan budaya.

"Al Quran tidak hanya mengajarkan kita utk taat kepada Allah SWT, tetapi juga mengajarkan kita untuk menerima perbedaan antar umat manusia," kata KH Agus M Soleh.

Karena itu, para santri lulusan pondok pesantren diharapkan dapat menjadi generasi penerus bangsa yang tidak hanya pintar, tetapi juga mampu menghargai nilai-nilai kebhinnekaan dan keberagaman yang ada di Indonesia, sebagai wujud rasa syukur kepada Allah SWT.

Selain itu, para santri dan kalangan pondok pesantren patut bersyukur, karena Presiden Jokowi sangat mengapresiasi peran santri dalam pembangunan nasional, melalui penetapan hari Santri Nasional.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved