Terjerat Kasus Narkoba, Warga Binaan Rutan Bangil Ini Hasilkan Uang untuk Keluarga dari Balik Bui
Hidup di balik bui, tidak membuat hati Lukman Hadi Sulityo menciut. Pengalaman masa kelamnya, menjadi acuan untuk menjadi pribadi yang lebih baik
Bak gayung bersambut, saat membangun tekadnya itu, ia sering melihat temannya, membuat miniatur kapal. Ia pun menjadi penasaran, hingga akhirnya, ingin juga bisa membuatnya.
“Saya pun belajar untuk membuat miniatur kapal itu. Karena, barangnya bisa dijual. Sehingga, bisa menghasilkan uang,” ungkap Datuk.
Memang, membuat miniatur kapal, tak semudah membalikkan telapak tangan. Perlu ketelatenan, untuk belajar. Datuk mengaku, berulang kali gagal membuat miniatur kapal yang diharapkan.
“Garapannya kurang bagus saat-saat awal. Kadang terlihat kurang proporsional, tidak presisi, dan tidak sejajar,” kenangnya.
Namun, ia tak mau menyerah. Pelan tapi pasti, ia akhirnya bisa. Hasil kreasi miniatur kapal buatannya, sesuai dengan yang diharapkan.
Ia makin senang, ketika miniatur kapal miliknya bisa laku terjual. Kala itu, miniatur buatannya bisa laku sekitar Rp 75.000. Ia semakin semangat untuk membuat miniatur kapal yang lain.
“Sekarang bisa sampai Rp 500.000. Tergantung ukuran dan tingkat kerumitan. Saya semakin termotivasi untuk membuatnya,” ujarnya.
Sebulan, ia mampu memproduksi hingga 15 unit miniatur kapal. Pembelinya, rata-rata keluarga warga binaan yang datang berkunjung. Mereka pesan dengan imbalan uang.
Soal bahan baku, ia mengaku tak mengalami kesulitan. Karena, bahan baku tersebut, bisa diperolehnya dari keluarganya di rumah.
Baik bambu ataupun lem untuk pelekat. Biasanya, ia minta potongan-potongan bambu yang siap untuk dibuat kerajinan.
“Kalau bahan bakunya, saya minta keluarga di rumah. Ibu saya, biasanya datang ke sini, membawakan bambu. Jadi, hampir tidak ada masalah,” tutur dia.
Berkat kreativitasnya inilah, ia bisa mewujudkan tekadnya itu, yakni tak lagi membebani orang-orang di rumah. Karena, ia tak lagi meminta-minta uang dari keluarganya.
Bahkan, ia masih bisa memberikan uang saku untuk anaknya ataupun keluarga di rumah. Meski mungkin nilainya belum besar.
“Alhamdulillah, saya masih bisa memenuhi kebutuhan sendiri di sini. Tidak lagi meminta-minta kepada keluarga. Bahkan, saya kini bisa memberikan uang kepada keluarga ketika mereka menjenguk saya di sini,” ungkap Datuk.
Dikatakan Datuk, kreasinya itu, kini berkembang. Bukan hanya miniatur kapal. Ia juga bisa membuat miniatur becak, dan masih banyak lagi.