Selasa, 30 September 2025

Bom di Surabaya

Densus 88 'Jemput' Seorang PNS Saat Sedang Sahur di Probolinggo

Pengamanan tiga terduga teroris itu dilakukan 35 personil Densus 88 Antiteror dan 65 personel dari Polres Kota Probolinggo.

Editor: Hendra Gunawan
Surya/Galih Lintartika
Penangkapan tiga terduga teroris di Perum Sumber Taman Indah, Kelurahan Sumbertaman, Kecamatan Wonoasih, Kota Probolinggo, Kamis (17/5/2018) 

TRIBUNNEWS.COM, PROBOLINGGO - Ketenangan warga Perum Sumber Taman Indah, Kelurahan Sumbertaman, Kecamatan Wonoasih, Kota Probolinggo menikmati makan sahur hari pertama di bulan ramadan, Kamis (17/5/2018) dini hari terusik.

Penyebabnya, tiga orang terduga teroris yang tinggal di sana diamankan Densus 88 Antiteror.

Densus datang di saat banyak orang sedang menikmati makan sahur.

Pengamanan tiga terduga teroris itu dilakukan 35 personil Densus 88 Antiteror dan 65 personel dari Polres Kota Probolinggo.

Baca: Setengah Jam Baku Tembak, Ada Mayat Terduga Teroris Tergeletak, Ini Foto-fotonya

Baca: Tolak Doktrin JAD, HAR Pilih Berseberangan Dengan Ayahnya

Tiga orang yang diamankan berinisial MF, IS, dan HSA.

Dari ketiganya, satu di antaranya berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Probolinggo.

Kendati demikian, hingga berita ini diturunkan, polisi tidak merilis siapa yang berstatus PNS dan dinas di mana.

Penggerebekan itu berlangsung lancar, tidak ada kendala signifikan. Tidak ada baku tembak di sana.

Kini, mereka sudah dibawa Densus 88 Antiteror untuk menjalani penyelidikan lebih lanjut.

Dari ketiga terduga teroris itu, Densus 88 mengamankan sejumlah barang bukti.

Di antaranya tiga senapan angin jenis Glock, dua busur panah, dua anak panah, tiga handphone, satu HT, satu pompa senapan angin, satu jerigen dibalut lakban, satu parang, enam lembar peta, satu peredam, tiga tele, satu kamera, dan enam paspor.

Selama ini, ketiga terduga teroris ini memang tidak pernah membaur dengan warga.

Mereka cenderung menutup diri di dalam rumah.

Bahkan, banyak warga yang tak menyangka ketiganya terlibat dalam aksi terorisme.

"Mereka memang jarang bergaul dengan warga disini. Mereka lebih cenderung berkumpul bersama tiga keluarga itu. Tidak pernah ada say hello dengan tetangga. Kami juga tidak tahu apa pekerjaan mereka. Yang jelas, mereka ini kayaknya taat agama. Kalau yang laki-laki, selalu pakai kopiah, dan yang perempuan selalu pakai baju gamis dan pakai cadar," kata Mulyadi, warga setempat.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan