Gamelan Renteng Ki Muntili, Berusia Ratusan Tahun dan Namanya Diambil dari Jin Penunggu
Dulu, Gamelan Ki Muntili biasa ditampilkan bersama tarian Kuda Lumping. Namun, saat ini hanya ditampilkan penampilan gamelannya saja.
Setiap minggunya, rutin diadakan latihan untuk semua generasi.

Diambil dari nama jin
Gamelan renteng Ki Muntili yang merupakan gamelan khas Desa Kedungsana, Kecamatan Plumbon, Kabupaten Cirebon berasal dari seorang nama jin.
Dulu, Gamelan Ki Muntili biasa ditampilkan bersama tarian Kuda Lumping.
Namun, saat ini hanya ditampilkan penampilan gamelannya saja.
Menurut Disbudparpora Kabupaten Cirebon, gamelan tersebut tadinya milik sesepuh kuwu pertama dan dipendam selama ratusan tahun di dalam tanah.
Baca: Pernah jadi Penjual Es hingga Kondektur, Inikah Anak Soekarno yang Terlupakan? Simak Pengakuannya
Mengenai asal-usul penamaan gamelan dan kapan dibuatnya, di masyarakat sekitar ada berbagai versi cerita.
Namun, untuk nama Ki Muntili itu diambil dari nama seorang jin yang dulu mengikuti atau menjadi penunggu gamelan tersebut.
"Umur gamelan ini kemungkinan sama dengan gong sekaten yang ada Keraton Cirebon. Itu usianya sudah ratusan tahun," ujar ketua penabuh Gamelan Ki Muntili, Supriyadi (34) saat ditemui di Desa Kedungsana, Minggu (22/4/2018).
Dulunya, sebelum Ki Muntili, bangsa taklukannnya adalah Ki Jenggot.
Baca: Banjir Rendam Bandung, Ini Penjelasan Kepala ADM Perhutani Bandung Utara
Ki Jenggot adalah anak dari pasangan suami istri yang dulu ada di desa tersebut.
"Penamaan Kedungsana sendiri konon dari nama Ki Kedung dan Nyi Sana, orang tua Ki Jenggot," kata Supriyadi kepada Tribun Jabar.
Ki Kedung dan Nyi Sana saat itu bercocok tanam di desa tersebut dan muncullah nama Kedungsana.