Enam Hari Berlalu, Pendaki Asal Selandia Baru yang Hilang di Gunung Merbabu Belum Juga Ditemukan
Sudah enam hari pencarian pendaki asal Selandia Baru, Andrey Voytech, yang dikabarkan hilang di Gunung Merbabu tak kunjung menemukan titik terang.
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Akhtur Gumilang
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Sudah enam hari pencarian pendaki asal Selandia Baru, Andrey Voytech, yang dikabarkan hilang di Gunung Merbabu tak kunjung menemukan titik terang.
Tim SAR gabungan berencana memperluas pencarian hingga ke jalur Selo, Boyolali.
Sejauh ini tim SAR gabungan belum menemukan tanda-tanda keberadaan pendaki asing itu.
Jika hingga Sabtu (7/4/2018) belum menunjukkan tanda-tanda keberadaan pendaki berumur 39 tahun itu, pencarian pun rencananya akan dihentikan.
Kepala Basarnas Jateng Noer Isrodin menuturkan pihaknya akan melakukan pencarian sesuai dengan SOP apabila selama tujuh hari tidak ditemukan.
Baca: Warga Pandeglang Bergantian Jaga Pantai Takut Tsunami Setinggi 57 Meter
"Sesuai SOP, pencarian dilakukan selama tujuh hari. Jika belum ketemu, kami akan hentikan. Semisal ada instruksi dari pusat terkait kebijakan diplomatik antardua negara, mungkin akan kami lanjutkan," kata Noer saat dihubungi Tribun Jateng, Jumat (6/4/2018).
Ia menambahkan selama ini upaya pencarian sudah dilakukan maksimal oleh tim SAR gabungan.
Pada hari ini saja, pencarian akan diperluas di jalur pendakian Selo.

Hal itu dilakukan usai sebelumnya dilakukan pencarian dari jalur Thekelan, Getesan, Kabupaten Semarang.
Baca: Andrey Voytech Hilang di Merbabu, Tim Menduga Bule itu Sudah Meninggalkan Lokasi Pendakian
Di jalur Thekelan, tim SAR gabungan dibagi dalam enam search and rescue unit (SRU).
Mereka semua menyisir daerah Kalimenek hingga Dusun Cuntel, lokasi terakhir pendaki asal Selandia Baru itu diketahui terlihat.
Tim SAR gabungan juga melakukan pencarian di Desa Batur Kulon hingga air terjun Desa Nelelo, Posko 1, Kali Gunung, Watu Tadah, hingga Batur Kidul.
"Tidak hanya di Gunung Merbabu, kami pun mengumpulkan data-data keberadaan survivor itu saat di hotel maupun Kantor Imigrasi, tapi minim data," lanjutnya.