Jumat, 3 Oktober 2025

Korban Pembunuhan di Kupang Tinggalkan Anak Berusia Empat Tahun

Pihak pemerintah Desa berupaya untuk mendapatkan informasi pasti tentang kematian Meri Faot

Editor: Eko Sutriyanto
Pos kupang/ Gordi Donofan
Sosok Mayat yang terbaring diseputaran Bundaran Penghijauan Kupang, Minggu (18/3/2018). 

Laporan Reporter POS KUPANG. COM, Gordi Donofan

TRIBUNNEWS.COM, KUPANG - Kematian tak wajar Meri Faot (28) membuat keluarga kaget dan masih menimbulkan tanda tanya penyebab kematian tersebut.

Meri Faot ditemukan tewas di sebuah hutan diseputar Bundaran Penghijauan Penfui Kupang, Minggu (18/3/2018).

Mendengar kabar dari berbagai media online dan media sosial dan kabar resmi dari pihak Kepolisian Buser Kupang keluarga baru percaya bahwa informasi tersebut benar adanya.

Setelah mendengar informasi yang jelas dari pihak kepolisian pihak keluarga langsung berkoordinasi dengan pemerintah setempat untuk datang langsung ke Kupang untuk memastikan apakah benar mayat tersebut Meri Faot atau bukan.

Kepala Desa Nifukani, Oktovianus M. Selan (30), kepada Pos Kupang di RS.Titus Uly, mengaku, pihak kaget mendengar kabar melalui media online dan media sosial tentang kematian Meri Faot.

Meri Faot
Meri Faot (istimewa)

Menurut Oktovianus, pihak pemerintah Desa berupaya untuk mendapatkan informasi pasti tentang kematian Meri Faot.

"Saya sebagai Kepala Desa tentu sangat prihatin dengan kejadian ini. Karena saya melihat kerumunan warga kemarin sore dirumah dari saudara Yefta Faot kakak dari almarhum. Akhirnya saya memutuskan untuk datang bersama keluarga korban ke Kupang. Tadi malam kami tidur di Polres Bau-Bau dan tadi pagi lanjut ke sini. Di Polres Bau-Bau itu kami lapor karena katanya wilayah Hukum Polres Kupang," ungkap Oktovianus, saat ditemui diruangan jenazah RS. Titus Uly Kupang, Senin (19/3/2018).

Baca: Ini Identitas Perempuan yang Mayatnya Ditemukan di Bundaran Penghijauan Penfui

Menurut Oktovianus, Meri Faot merupakan warga Desa Nifukani RT 03 RW 01 Kecamatan Amanuban Barat Kabupaten Timor Timor Tengah Selatan (TTS).

"Sebagai pemerintah Desa Nifukani kami mengetahui ternyata Meri Faot dengan suami sering tidak cocok tapi tidak sampai tindakan kekerasan. Nama suaminya Bernad Boimau. Mereka belum menikah sah sudah ada anak laki usia 4 tahun belum sekolah," papar Oktovianus.

Oktovianus menjelaskan, kedatangan Meri Faot ke Kota Kupang tanpa sepengetahuan keluarga.

"Sempat telfon saudara Yefta Faot. Saya sebagai kepala Desa turun datang tadi malam untuk ke Kupang," papar Oktovianus.

Oktovianus mengaku, saat Meri Faot meninggal,  suaminya di Soe. Apakah suaminya tahu atau tidak pihak keluarga tidak tahu.

"Dia tidak ada hubungan lagi dengan suami. Kurang lebih 3 bulan sejak Desember. Tidak ada kabar dengan suami dan keluarga," ujar Oktovianus.

Halaman
12
Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved