Jumat, 3 Oktober 2025

Kisah Nenek Enur yang Tinggal di Gudang PT KAI Bersama Cucu

Seorang janda tua warga Kota Cimahi yang bernama Enur Romlah (65) tidak bisa menikmati sisa hidupnya secara layak

Editor: Hendra Gunawan
Tribun Jabar/Hilman Kamaludin
Enur Romlah dan cucunya Muhammad Sopian Waldiansyah di gudang milik KAI. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin

TRIBUNNEWS.COM, CIMAHI - Seorang janda tua warga Kota Cimahi yang bernama Enur Romlah (65) tidak bisa menikmati sisa hidupnya secara layak seperti lansia-lansia pada umumnya.

Pasalnya, ia harus tinggal bersama cucu kesayangannya, Muhammad Sopian Waldiansyah (11), di gudang bekas penyimpanan bantalan rel milik PT KAI di Jalan Dustira, RT 02/20, Kelurahan Baros, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi.

Ketika ditemui Tribun Jabar, Minggu (18/2/2018), Enur bersama cucunya itu sedang tidur di bekas gudang itu dengan hanya beralaskan kasur tipis dan lusuh.

Selain itu, bantal dan selimutnya pun semuanya terlihat sudah lusuh dan memang sudah tak layak untuk digunakan.

Baca: Pernikahan Anak Bos Batubara Bak Dongeng Cinderella, Dari Mobil Roll Royce Hingga Via Vallen

Gudang berwarna cat pink yang bagian dindingnya tampak sudah kotor itu berukuran sekira 3 X 8 meter dan berbentuk persegi panjang.

Sejak tahun 2014, Enur dan cucunya harus menempati gudang yang berada di gang sempit itu, tepatnya di samping Stasiun Cimahi.

Di gudang itu, Enur menceritakan kisah hidupnya yang terpaksa harus tinggal di tempat bekas penyimpanan bantalan rel tersebut.

"Saya merupakan warga pendatang di Kota Cimahi. Sebenarnya saya warga asli Kiaracondong, Kota Bandung," ujar Enur Romlah saat ditemui Tribun Jabar di kediamannya, Minggu (18/2/2018).

Ia mengatakan, sekitar tahun 1993 pindah ke Kota Cimahi mengikuti sang suami untuk berjualan di kawasan Stasiun Cimahi atau di tempat yang tak jauh dari gudang yang ditempatinya saat ini.

Kemudian, karena keterbatasan ekonomi, ia dan suaminya itu membangun rumah semi permanen di lahan milik PT KAI.

Namun sejak sembilan tahun yang lalu suaminya meninggal dan ia harus tinggal seorang diri.

Kesedihannya pun bertambah setelah rumah semi permanen itu dibongkar pada tahun 2014.

"Dulu di lahan milik KAI, saya membangun saung tapi akhirnya dibongkar," katanya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved