Bertolak ke Solo Untuk Jalani Operasi, Bocah Pengidap Tumor Ini Rindu Sekolah
Nesya terlihat tegang sementara Bripka Wardiansyah terlihat terus mendorong kursi roda yang membawanya kedalam.
Laporan Wartawan Bangka Pos Deddy Marjaya
TRIBUNNEWS.COM, BANGKA-- Sebuah rumah sederhana di RT 05 Pangkalarang Kota Pangkalpinang terlihat lengang.
Dirumah kontrakan tersebut ditinggali oleh suami istri Erwin (31) dan Neneng Nurlela (30) bersama dua orang anaknya.
Anak pertama mereka Nesya Erwindi menderita tumor di paha kirinya. Sebuah bangku plastik hijau setia menemani Nesya Erwindi (12) sejak 6 bulan belakangan.
Bocah berwajah manis ini tertatih-tatih menyambut kedatangan bangkapos.
Bangku plastik tersebut menjadi tempatnya berpegang agar bisa berjalan walaupun tertatih-tatih.
Pasalnya kaki kirinya sudah tidak bisa menapak karena akan terasa sakit.
"Kalau dirumah mau apa-apa tetap sendiri melakukan nggak mau repotin ibu bapak biasanya baring saja di depan tv," kata Nesya terlihat tegar.
Didepan televisi tempat Nesya biasa berbaring sebuah kasusr tipis butut terlihat dengan bantal yang juga tak kalah bututnya.
Sementara disisi kiri dua botol air mineral menemaninya.
"Kalau siang didepan tv om, tapi kalo malem tidur dikamar," kata Nesya memijit kakinya
Namun nada suaranya berubah dan menitikkan air mata saat ditanya tentang sekolahnya di SDN 14 Pangkalpinang..
Nesya mengaku kangen ingin sekolah dan berkumpul bersama teman-temannya terutama teman sebangkunya Hesti di kelas 6.
Sebab sejak 6 bulan belakangan ia tidak pernah kesekolah ujian pun ia lakukan di rumah.
Hesti dan teman-temannya beberapakali datang kekontrakan mereka menjenguk.
"Kangen mau masuk sekolah lagi teman sebangku saya namanya Hesti." Kata Nesya menghapus air matanya.
Menurut Ahmad Rizal wali kelasnya yang sedang menjenguk Nesya, anak didiknya tersebut adalah anak yang cerdas.
Walaupun agak pendiam namun memiliki banyak teman dan selalu berada 10 besar peringkat kelas.
"Doa kami baik dari pihak sekolah, guru dan teman-temannya mendoakan Nesya segera sembuh dan bisa kembali kesekolah apalagi dia sudah kelas 6 mau ujian nasional," kata Ahmad Rizal
Awal diketahuinya Nesya menderita tumor bermula saat ia mengikuti kegiatan pawai drumband sekolah dalam rangka 17 agustusan 2017 lalu.
Usai kegiatan Nesya merasa sangat lelah yang awalnya orangtua mengira ia kelelahan ikut kegiatan tersebut.
Namun keesokan harinya Nesya semakin merasa lelah dan kaki kirinya mulai terasa sakit.
Selanjutnya ia disuruh untuk istirahat dan tidak masuk sekolah.
Bukannya membaik kaki kiri dibagian paha muncul benjolan yang semakin membengkak.
Kondisi Nesya pun semakin memburuk dan tidak mampu lagi berjalan tanpa bantuan.
"Dak tau apa penyebabnya tapi usai kegiatan 17 an Nesya seperti orang kelelahan dan kakinya mulai ada benjolan dari situlah dia tidak mampu lagi kesekolah yang biasanya jalan kaki karena tidak jauh," kata Neneng Nurlela ibu Nesya.
Setelah berobat ke Puskesmas kemudian dirujuk ke RSBT Pangkalpinang akhirnya diketahui Nesya menderita tumor dipaha kirinya tersebut.
Pihak tim medis RSBT kemudian merujuk untuk berobat ke RSO Soeharso Sukoharjo Solo Jawa Tengah.
Namun keadaan serba kekurangan orangtuanya membuat belum terlaksana.
Sebab ayahnya Erwin hanya buruh serabutan bahkan sejak mengidap Hernia sang ayah semakin sulit bekerja keras.
Ini juga yang membuat Bripka Wardiansyah Bhayangkara Komunitas Perairan Polairud Polda Kepulauan Bangka Belitung terpanggil untuk membantu karena mereka warga pesisir Pangkalarang binaannya.
Walaupun belum dapat banyak dana namun Bripka Wardiansyah terus mensuport keluarga tersebut bahkan Ketua Bhayangkari Polda Kepulauan Bangka Belitung Ny Susi Syaiful Zachri terharu melihat kondisi Nesya dan memberikan bantuan kursi roda.
Setelah berembuk karena dokter menyarankan agar segera di operasi Bripka Wardiansyah mendorong kedua orangtuanya Nesya untuk membawa anaknya ke Solo.
Walaupun dirasakan masih kurang bekal uang namun diputuskan untuk membawa Nesya ke Solo untuk dioperasi.
Beruntung kelompok WA Ngopi mendapatkan informasi dan berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp 15 juta lebih menambah bekal mereka.
"Saya ucapkan banyak terimakasih kepada Ibu Kapolda yang membantu kursi roda, pak Wardiansyah yang sejak awal menggalang dana buat kami dan semua pihak mohon doanya untuk kesembuhan anak kami ini," kata Neneng yang tak dapat membendung air matanya sembari memeluk Nesya.
Walaupun Nesya berobat menggunakan BPJS namun informasi keberadaan mereka di Solo akan memakan waktu berbulan-bulan sehingga harus ngontrak rumah.
Minggu (11/2/2018) dengan tiket bantuan dari Baznas Nesya, adiknya dan kedua orangtua bertolak ke Solo.
Bripka Wardiansyah pun mengantar hingga keruang tunggu bandara Depati Amir.
Bripka Wardiansyah juga secara khusus menitipkan Nesya dan keluarganya kepihak maskapai agar mereka bisa sampai di Solo dengan selamat karena ini untuk pertamakalinya mereka naik pesawat.
Nesya terlihat tegang sementara Bripka Wardiansyah terlihat terus mendorong kursi roda yang membawanya kedalam.
"Sebenarnya nggak tega dan pengen nganter mereka ke Solo tapi secara kebetulan bersaman dengan saya mengikuti tes seleksi perwira jadi nggak bisa mudah-mudahan nanti kalo udah selesai bisa jenguk dia ke Solo," kata Bripka Wardiansyah.
Bripka Wardiansyah juga berjanji akan terus memantau kondisi Nesya dan keluarganya di Solo.
Untuk itu jika memang masih ada donatur yang ingin membantu bisa menghubungi dirinya.
"Nggak tau sampai kapan tapi infonya bisa sampai 3 bulan mereka di Solo bekal yang mereka pegang nggak banyak kalo ada donatur yang mau bantu silahkan hubungi saya di nomor WA 085268120052," kat Bripka Wardiansyah.