Erupsi Gunung Agung
Tiongkok Hentikan Penerbangan ke Bali Hingga 2018
Pasca erupsi Gunung Agungbeberapa waktu lalu, sematan status ‘Awas’, kembali diberikan oleh PVMBG.
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR– Pasca erupsi Gunung Agungbeberapa waktu lalu, sematan status ‘Awas’, kembali diberikan oleh PVMBG.
Erupsi ini sempat mempengaruhi Bandara I Gusti Ngurah Rai, karena bandara tidak dapat beroperasional akibat terjangan abu vulkanik.
Hal ini pun berimbas pada kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali.
Bahkan China (Tiongkok) dikabarkan menghentikan penerbangannya ke Bali hingga Januari 2018.
Kabar ini diamini Arie Ahsanurrohim, Communication & Legal Section Head PT Angkasa Pura I Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai.
“Sejauh ini yang tidak terbang ke Bali dari China adalah rute Peking-Denpasar-Peking, kemudian rute Pudong-Denpasar-Pudong. Jadwalnya sejak 3 Desember 2017 hingga 31 Januari 2018,” tegasnya kepada Tribun Bali, (8/12/2017).
Selain itu, lanjut dia, ada juga pembatalan penerbangan Eva Air dari Taipei-Denpasar-Taipei pada tanggal 5,9, dan 13 Desember 2017.
“Masing-masing 1 hari 1 kali, dengan kapasitas pesawat A-330/300, dan approximately 400 pax,” sebutnya.
Ia enggan menanggapi, berapa kerugian bandara terkait hal ini.
Namun ia menduga, travel warning dari negaranya yang membuat salah satu faktor pembatalan penerbangan ke Bali ini.
“Tapi memang tentu secara official adalah operation reason,” tegasnya.
Berdasarkan statistik Lalu Lintas Angkutan Udara Bandar Udara I Gusti Ngurah Rai, periode Januari-Oktober 2017. Terlihat rata-rata pesawat 2017, adalah 12.299 pesawat per bulan.
Atau selama periode Januari-Oktober 2017adalah 122.995 pesawat, naik 6,52 persen dibanding periode yang sama 2016 hanya 115.461 pesawat.
Kemudian rata-rata penumpang yang check in di Bandara Ngurah Rai, naik 9,40 persen dari 16.603.823 penumpang pada Januari-Oktober 2016 menjadi 18.165.344 penumpang pada periode yang sama 2017.
Begitu juga rata-rata kargo pada Januari-Oktober 2016 sebesar 37.843.654 Kg, atau naik 64,41 persen dibanding periode yang sama 2017 sebesar 62.220.641 Kg.
Namun pertumbuhan periode Januari-November 2017 tidak setinggi Januari-Oktober 2017.
Terlihat dari kenaikan pesawat di periode Januari-November 2017 hanya 5,84 persen dari periode yang sama 2016.
Kemudian check in penumpang periode Januari-November 2016 ke 2017 hanya tumbuh 7,81 persen.
Sementara rata-rata kargo periode Januari-November 2016 ke 2017 hanya 49,41 persen. Arie, sapaan akrabnya, berharap keadaan kembali normal seperti biasa dan bencana cepat terlalui.
Ketua Asita Bali, Ketut Ardana, juga mengetahui kabar ini.
“Memang kalau airlines China sudah dari beberapa hari lalu tidak terbang ke Bali,” katanya, Minggu (10/12/2017).
Tidak adanya penerbangan dari negeri tirai bambu ini, membuat isian hotel hanya sekitar 10-15 persen.
Jauh dari kondisi normal sekitar 60-65 persen.
“Nah dari sekitar 410 anggota Asita, sekitar 60 persennya adalah perusahaan yang berkonsentrasi di China market,” jelasnya.
Ia pun mengatakan tidak ada yang bisa dilakukan, selain berdoa agar erupsi Gunung Agung segera berakhir dan kondisi kembali normal seperti sediakala.
Tak hanya Asita, PHRI, dan industri pariwisata yang merasakan dampak dari erupsi Gunung Agung.
Asosiasi Pedagang Valuta Asiang (APVA) DPD Bali juga merasakan hal serupa.
Julianto, pemilik PT Bali Primadana Gemilang, mengamini dampak erupsi Gunung Agung sangat besar.
“Sebab penerbangan sempat ditutup, otomatis tamu yang berkunjung juga tidak ada atau menurun jauh sekali,” katanya.
Padahal, menurut pria yang memiliki money changer di wilayah Kuta ini, seharusnya bulan Desember high season.
“Mungkin penurunan di kami saja sampai 60-70 persen. Jadi tingkat kedatangan tamu ke money changer kami hanya sisa 30 persen saja sisanya,” sebutnya.
Sementara Ketua APVA DPD Bali, Ayu Astuti Dhama, mengatakan rata-rata penurunan sejak erupsi Gunung Agung mencapai 40-50 persen pada sekitar 137 perusahaan KUPVA BB di Bali.
“Syukur tidak ada yang mempehaka saja, sudah syukur,” imbuhnya.
Baginya, Gunung Agung memberikan pengaruh sangat besar bagi kegiatan anggota KUPVA BB di Bali.
“Tapi kami masih mensyukuri lah, kondisi kami lebih baik kalau dibandingkan keadaan saudara-saudara di Karangasem."
"Kami berharap kepada anggpota APVA tetap bersabar dan tetap semangat, diisi dengan kegiatan positif pembenahan di dalam perusahaan untuk memberikan training kepada karyawan karena turis tidak ada,” jelasnya.