Jumat, 3 Oktober 2025

Sikerei, Dukun Suku Mentawai Kini

Padahal, sebelumnya Goiran tampak masih bisa menari dengan entakkan kaki indah di bawah iringan tabuh gendang khas suku Mentawai

Penulis: Abdul Qodir
Editor: Hendra Gunawan
Tribunnews.com/Abdul Qodir
Dukun Mentawai 

Menurut Goiran, dirinya hanya bisa melihat sosok bayangan hitam seperti manusia saat kemasukkan roh leluhur. Dan sikerei biasanya didampingi sikerei lain atau kerabat setiap prosesi pengobatan dengan pemanggilan roh.

"Tadi saya diciumkan pangeilak. Kalau enggak dikasih itu, saya tetap kemasukkan roh," ujarnya.

"Kalau tidak ada yang menolong kasih saya pangaelak, saya tetap saja begitu kemasukkan. Kalau saat saya sendiri bisa saja, tapi lama sekali sadar dan sembuhnya," imbuhnya.

* Angin Hempaskan Atap Rumah Kala Sikerei Beraksi

Sehari sebelum prosesi pengobatan dengan pemanggilan roh leluhur, Goiran selaku sikerei menunjukkan sejumlah peralatan, dedaunan dan batang tumbuhan obat yang biasa digunakan untuk mengobati orang yang sakit. Bahan racikan obat tersebut diambilnya dari dalam hutan.

Dengan mengenakan busana lengkap dengan atribut seorang sikerei, Goiran mengeluarkan satu per satu peralatan seperti jojonan (lonceng) dan sebilah bagunduy (batang rotan atau manau bergerigi) serta sejumlah dedaunan obatnya dari dalam wadah.

Tak lama kemudian, Goiran bangkit. Satu tangan mengguncangkan lonceng yang berdenting terus-menerus sembari melantunkan urai ukui (mantra pemanggil roh).

Tak dinyana, tiba-tiba angin bertiup kencang disertai hujan lebat. Yang membuat tetamu heran, angin yang bertiup kencang itu hanya terjadi di rumah Goiran. Anak-anak Goiran sampai tiga kali memanjat tiang dan merapikan atap Uma dari daun sagu, tepat di atas kepala Goiran membunyikan lonceng.

"Tiga kali atap rumah terlempar karena angin kencang. Herannya angin terasa kuat hanya d irumah ini, " kata Manase, anak Goiran.

Tak diketahui penyebab kejadian aneh saat sikerei beraksi pada sore itu.

Namun, pada 29 November 2017, perairan dan Kepulauan Mentawai menjadi salah satu wilayah yang terdampak siklon tropis Dahlia. Selain peningkatan curah hujan dan angin kencang, gelombang laut juga mengalami kenaikan hingga 2,5-4 meter.

Selain memanggil roh, sikerei juga punya keahlian meramu obat tumbuh-tumbuhan mulai untuk penyakit ringan seperti sakit kepala dan flu, hingga penyakit berat atau keras seperti dipatok ular, luka bacokan, penyakit kulit, menghentikan perdarahan ibu melahirkan, dan sakit perut.

Salah satu tanda racikan obat untuk penyakit keras adalah ramuan tersebut akan dibuang ke sungai sebagai bentuk komunikasi kepada leluhur obat.

Goiran menjelaskan, ada dua jenis sikerei di suku Mentawai, yakni simatak dan agot. Kerei simatak hanya bisa meramu obat dan kerei agot yang bisa berkomunikasi dengan leluhur di alam gaib. Sementara, kerei agot mempunyai dua kemampuan itu.

"Istri saya, Rosi Sirisurak, dia sikerei juga tapi simatak. Dia belajar meramu dari sikerei suku lain, Siripeibu," terangnya.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved