Erupsi Gunung Agung
Penutupan Bandara Ngurah Rai dalam Jangka Waktu Lama Dikhawatirkan Memicu PHK Massal
Penutupan Bandara I Gusti Ngurah Rai akibat letusan Gunung Agung memberi dampak besar bagi usaha pariwisata Bali.
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR – Penutupan Bandara I Gusti Ngurah Rai akibat letusan Gunung Agung memberi dampak besar bagi usaha pariwisata Bali, dan rentetannya akan bisa menimbulkan PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) massal.
Di Ubud saja, penutupan bandara selama sekitar 2 bulan diperkirakan akan membuat ekonomi Ubud ambruk.
Berikut tujuh dampak yang dikhawatirkan akibat peningkatan aktivitas Gunung Agung dan penutupan Bandara Ngurah Rai:
1. Saat ini saja, khususnya sejak Gunung Agung mengalami peningkatan aktivitas pada awal September hingga kini, kunjungan wisatawan asing di Ubud sudah turun 70 persen.
2. Dinas Pariwisata (Disparta) Gianyar mencatat tingkat okupansi kamar hotel dan homestay di Ubud kini hanya 15 persen.
3. Selain itu rata-rata pelanggan restoran di sana saat ini tidak lebih dari 10 orang.
4. Disparta Gianyar memprediksi, apabila kondisi ini terjadi hingga dua bulan ke depan, sektor pariwisata Ubud akan kolaps dan terjadi PHK dalam skala besar.
5. Pada gilirannya, ini akan mematikan perekonomian di bidang jasa seperti transportasi, rafting, cycling, spa dan lainnya yang mengandalkan wisatawan.

6. Kehancuran tidak hanya terjadi di sektor pariwisata. Tetapi juga sektor pertanian, perkebunan dan perikanan.
Sebab, selama ini komoditas yang dihasilkan tiga sektor tersebut lebih banyak diserap oleh sektor pariwisata.
7. Sejak penutupan berturut-turut Bandara I Gusti Ngurah Rai dalam waktu hampir 3 hari belakangan ini, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Bali langsung anjlok.
Dalam kondisi normal (Bandara Ngurah Rai tak ditutup), jumlah wisatawan asing yang masuk ke Bali antara 5.000 hingga 10.000 orang.
Baca: Wiranto Berencana Lobi Tokoh Alumni 212
"Penutupan bandara membawa pengaruh yang cukup besar bagi perekonomian Bali. Bayangkan, dalam sehari ada 5.000 sampai 10.000 wisatawan asing yang masuk Bali. Sejak adanya penutupan bandara, jumlah wisatawan merosot drastis. Kalaupun mereka sudah masuk ke Indonesia tapi belum ke Bali, belum tentu para wisatawan itu juga mau menempuh jalan darat yang cukup lama untuk ke Bali," ungkap Pastika saat ditemui media di halaman kantor Gubernur Bali, Denpasar, Rabu (29/11/2017).
Disebutkan Pastika, pengaruh dari penutupan bandara ini akan sangat besar.
Ia khawatir kalau terus-menerus terjadi erupsi Gunung Agung dan Bandara Ngurah Rai harus ditutup demi keselamatan penerbangan dari abu vulkanik, maka hotel akan tutup, restoran tutup dan PHK bakal terjadi.
"Atau paling tidak, karyawan akan dirumahkan. Saya tentu harapkan tidak ada PHK, cukup kurangi jam kerja saja. Tapi, kita harus bijaksana menyikapi hal seperti ini," jelasnya.
Kepala Disparda Gianyar, Anak Agung Ari Brahmanta, Rabu (29/11/2017) mengatakan, dampak penutupan Bandara I Gusti Ngurah Rai sudah signifikan terhadap pariwisata Ubud.
Kata dia, pada November-Desember 2016, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara di Ubud sebanyak 122 ribu jiwa.
Sementara November ini hanya 33 ribu jiwa dan booking kamar hotel maupun homestay Desember 2017 hanya 1.125 jiwa.
Padahal di bulan normal, jumlah booking kamar pada Desember rata-rata 2.300 orang per hari.
"Penutupan airport sudah sangat terasa dampaknya, dan di luar dugaan. Penurunan jumlah kunjungan ke Ubud yang menjadi ruh pariwisata Gianyar sudah sampai 70 persen. Sejatinya kondisi ini bukan karena wisatawan takut ke Baili," kata dia.
Baca: Mugiyanto Sempat Mengimami Salat di Masjid Sebelum Tubuhnya Hanyut Terbawa Arus Banjir
"Malahan informasi yang saya dapat, banyak yang ingin ke Bali. Tapi karena akses masuk ke Bali (bandara) ditutup, mereka jadi tidak bisa ke sini. Kondisi ini tidak hanya berdampak pada tingkat hunian, tetapi juga kunjungan ke restoran. Sekarang, pelanggan restoran tidak lebih dari 10 orang," tandasnya.
Potensi PHK Massal
Menurut Gung Ari, apabila kondisi ini berlangsung hingga jangka waktu dua bulan ke depan, pihaknya memprediksi akan banyak hotel, homestay, restoran yang gulung tikar.
Pada gilirannya, ini akan mematikan perekonomian di bidang jasa seperti transportasi, rafting, cycling, spa dan lainnya yang mengandalkan wisatawan.
Akibat lanjutannya, akan terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) skala besar, yang berujung pada krisis ekonomi.
Sebab, saat ini sektor pariwisata Ubud menyerap tenaga kerja sebanyak 150 ribu orang.
"Penutupan bandara berlangsung selama dua bulan saja, pariwisata Ubud bisa kolaps," tandasnya.
Ia melanjutkan, kehancuran tidak hanya terjadi di sektor pariwisata.
Tetapi juga sektor pertanian, perkebunan dan perikanan.
Sebab, selama ini komoditas yang dihasilkan tiga sektor tersebut lebih banyak diserap oleh sektor pariwisata.
"Jadi, luas sekali dampak penutupan bandara," ucapnya.
Baca: Pengacara Setya Novanto akan Diperiksa terkait Kepemilikan Senjata Api
Untuk meminimalkan dampak erupsi Gunung Agung terhadap pariwisata, Pemprov Bali telah melakukan berbagai hal misalnya memfasilitasi wisatawan yang tidak bisa keluar Bali lewat Bandara Ngurah Rai dengan jalan darat, yakni menaiki bus.
Wisawatan mancanegara juga diberi visa extention (perpanjangan visa) dan tidak mengenakan cancellation fee (biaya pembatalan).
Pihak hotel di Bali pun memberi diskon secara khusus sehingga tidak memberatkan wisatawan yang memperpanjang masa tinggalnya.
"Itu baru terkait urusan pariwisata. Yang lain, sekarang mungkin jumlah pengungsi sudah mencapai sekitar 40 ribu jiwa. Kita siapkan logistik, akomodasi, kesehatan, pendidikan, dan kegiatannya ini juga dipikirkan pemprov selain usaha pariwisata," kata Gubernur Bali Made Mangku Pastika.
Dinas Pariwisata (Disparta) Gianyar mengakui bahwa dampak yang dialami usaha pariwisata terkait aktivitas Gunung Agung dan rentetan akibatnya tak bisa dihindari lantaran merupakan bencana alam.
Menghadapi kondisi yang berat ini, Disparta Gianyar kemarin melakukan pembahasan jalan keluarnya sekaligus menjaga citra pariwisata Ubud dengan Ubud Homestay Association (UHSA), Ubud Hotel Association (UHA), dan PHRI Gianyar.
Rapat yang digelar di ruang Kepala Disparta Gianyar itu menghasilkan dua keputusan.
Yakni pembentukan Help Desk atau tim bantuan informasi dan layanan menginap gratis selama sehari.
Tim Help Desk akan bermarkas di Kantor Lurah Ubud dan Monkey Forest Padangtegal.
Tugas tim ini mengumpulkan informasi, memvalidasi informasi dan menyampaikan informasi ke wisatawan terkait bidang jasa, situasi airport dan informasi lainnya yang berkaitan dengan kondisi pariwisata.
Baca: Adu Kuat Idrus Versus Airlangga Rebut Posisi Ketua Umum Golkar
"Saat ini terjadi informasi simpang-siur terkait jasa transportasi. Katanya ada 300 unit alat transportasi gratis ke Jawa, tapi kenyataannya hanya ada 100. Nah supaya wisatawan tidak mendapat info bohong, nanti kami lah yang akan mencari, memvalidasi, dan menginformasikannya langsung ke wisawatan," ujar Gung Ari.
Mengenai menginap gratis, Ketua UHA, Adit Pande mengatakan hal ini berlaku bagi wisatawan yang saat akan check out hotel atau homestay, tiba-tiba airport ditutup.
Tapi, bila airport ditutup lebih dari sehari, pihaknya bersama UHSA dan PHRI Gianyar menyepakati memberikan diskon 30-50 persen bagi wisatawan.
"Kalau airport ditutup sehari, wisatawan diberikan menginap gratis selama sehari. Tapi jika airport tutup lebih dari sehari, kami berikan diskon menginap 30 persen sampai 50 persen. Karena okupansi kamar saat ini sangat rendah. Daripada kamar kosong lebih baik disewakan dengan harga murah. Lagipula tujuan kita untuk membantu wisatawan dan juga menjaga citra pariwisata,'"ujar Adit.
Pastika mengatakan, dana tidak terduga untuk bencana tahun 2017 dari APBD Pemprov Bali hanya sebesar Rp 4,5 miliar.

Nanti ia masih akan menghitung berapa kira-kira anggaran yang diperlukan terkait penanganan kasus erupsi Gunung Agung ini.
"Kalau nanti kurang anggarannya, maka tentu akan minta anggaran ke pemerintah pusat," kata Pastika.
Sementara itu, hingga Rabu (29/11/2017) kemarin, Gunung Agung masih mengalami erupsi magmatik.
Namun demikian, asap abu vulkanik yang terlontar dari kawah gunung cenderung semakin mengecil daripada hari sebelumnya.
"Aktivitas vulkanik gunung Agung pada umumnya masih tinggi. Tremor menerus juga masih terekam, tapi hembusan asap abu vulkaniknya menurun. Jika kemarin sampai 3.000 meter lebih dari puncak kawah, hari ini teramati setinggi 2.000 meter," ujar Kepala PVMBG, Kasbani, Rabu (29/11/2017).
Hal tersebut juga membuat PVMBG mengambil kebijakan untuk menurunkan VONA (Volcano Observatory For Aviation) dari Red (Merah) ke Orange (Oranye).
Penurunan VONA ini menjadi salah-satu dasar bagi otoritas bandara I Gusti Ngurah Rai dan pihak-ihak yang terkait kemarin memutuskan bahwa penerbangan dibuka kembali pada pukul 15.00 Wita.