Senin, 29 September 2025

Jembatan Ambruk, Anak-anak Tak Bisa Sekolah, Wanita Hamil Tak Bisa Memeriksa Kandungan

Para siswa di dusun Buana desa Suwidak, Wanayasa Banjarnegara terpaksa libur belajar karena akses jalan menuju sekolah putus.

Editor: Hendra Gunawan
Tribun Jateng/Khoirul Muzaki
Jembatan penghubung antar dusun Buana dengan dusun Suwidak kecamatan Wanayasa Kabupaten Banjarnegara putus saat sungai Kalibodas meluap kemarin, Selasa (17/10). Warga terisolasi pikul motor seberangi sungai. (tribunjateng/khoirul muzaki) 

Laporan Wartawan Tribun Jateng Khoirul Muzakki

TRIBUNNEWS.COM, BANJARNEGARA - Para siswa di dusun Buana desa Suwidak, Wanayasa Banjarnegara terpaksa libur belajar karena akses jalan menuju sekolah putus.

Jembatan yang menghubungkan dusun Buana dengan desa Suwidak dan wilayah lainnya itu runtuh usai diterjang arus sungai Kali Bodas kemarin, Selasa (17/10/2107).

Anak-anak Nggak Bisa Bersekolah, Ibu-ibu Hamil Terisolasi setelah Jembatan Suwidak Putus
Jembatan Suwidak Banjarnegara yang ambruk

Padahal, jembatan itu jadi akses utama para siswa mencapai sekolah yang berada di luar dusun.

Pada hari-hari biasa sebelum jembatan runtuh, saban hari, sebagian anak di dusun terpencil itu mencapai Taman Kanak kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD) di lain dusun dengan berjalan kaki sejauh sekitar 1,8 Kilometer melalui jembatan itu.

Sebagian anak lainnya bersekolah di jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kecamatan Karangkobar.

"Sejak jembatan putus, siswa dari TK sampai SMK di dusun itu terpaksa diliburkan," kata Kepala Desa Suwidak Arif Santosa, Rabu (18/10).

Peliburan siswa di dusun Buana ini, menurut Arif, mempertimbangkan aspek keselamatan anak anak itu.

Para orang tua was-was melepaskan anak mereka menyeberang sungai demi mencapai sekolah.

Masalahnya, debit air sungai Kalibodas sering mendadak naik dengan arus cukup deras, terutama saat curah hujan tinggi.

Kondisi demikian tentu membahayakan bagi para siswa belia yang memaksa menyeberang sungai.

"Kalau pas berangkat bisa saja airnya surut, namun pas pulang bisa naik karena kondisi cuaca tak menentu dan curah hujan tinggi. Sehingga jalan amannya, mereka diliburkan," katanya.

Selain pendidikan para siswa terbengkalai, Arif mengkhawatirkan nasib para ibu hamil di dusun Buana yang tidak bisa mengakses fasilitas kesehatan ke puskesmas karena jembatan putus.

Terdapat 7 ibu hamil di dusun itu yang usia kehamilannya di atas 7 bulan. Karena akses utama putus, mereka pun ikut terisolasi.

Padahal, para ibu hamil ini membutuhkan perawatan medis yang intensif kandungannya menuju fasilitas kesehatan atau Puskesmas.

Kepala BPBD Banjarnegara Arif Rachman mengatakan, pihaknya telah mengecek lokasi jembatan runtuh dan melakukan assessment terhadap bencana tersebut.

Pihaknya akan segera mengupayakan pembuatan jembatan darurat agar warga dusun itu tidak terisolasi.

"Kami juga segera susun RAB penanganan permanen serta adakan rapat koordinasi dengan instansi terkait untuk solusi pendanaan," katanya. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan