Kasihan, Janda 65 Tahun di Jepara Sendirian Rawat 3 Anak Penderita Gangguan Jiwa
Seorang diri Mbok Jampi (65) merawat tiga anaknya yang mengidap gangguan jiwa dan sulit diajak berkomunikasi.
Laporan Wartawan Tribun Jateng, Rifqi Gozali
TRIBUNNEWS.COM, JEPARA - Seorang diri Mbok Jampi (65) merawat tiga anaknya yang mengidap gangguan jiwa dan sulit diajak berkomunikasi.
Warga Desa Kendeng Sidialit RT 3 RW 1, Welahan, Jepara, Jawa Tengah, itu berjuang sendirian setelah setahun lalu suaminya, Supangat (70), meninggal dunia.
Menurutnya, tiga anaknya yang mengidap gangguan jiwa lahir dan tumbuh normal.
Kondisi berubah saat Sutrisno, anak pertama yang sekarang berusia 40 tahun, lulus SD.
Sutrisno kemudian bekerja di sebuah pabrik pembuat roti di Jakarta.
Saat pulang, anak sulung tersebut selalu menceritakan ketakutannya melihat kecelakaan kerja yang dialami seorang teman.
“Setelah itu, Sutrisno linglung dan sulit komunikasi,” kata Jampi kepada Tribunjateng.com, Senin (9/10/2017).
Musibah tak sampai di situ, tak berselang lama Suheri (sekarang 35), adik Sutrisno, juga mengalami gangguan jiwa.
Melihat kondisi kedua kakaknya, Margono (sekarang 30), anak bungsu Mbok Jampi, merasa risih dan malu.
Akhirnya, kondisi kejiwaannya ikut terguncang.
“Kalau Margono bermula kepikiran nasib kedua kakaknya. Dia jadi malu dan sering diam,” tuturnya.
Demi menghidupi keluarga, perempuan ini sehari-hari berjualan nasi keliling.
Dia lupa tepatnya waktu musibah yang mulai menimpa tiga anak laki-lakinya itu.
Mbok Jampi memperkirakan sekitar 1983 silam, saat usia Sutrisno sekitar 15 tahun.
“Lupa persisnya kapan. Seingat saya sepulang Sutrisno dari Jakarta tahun 1983,” jelasnya.
Jika dihitung, sakit yang diderita tiga anak Mbok Jampi itu sudah lebih dari 30 tahun.
Sebenarnya, Mbok Jampi punya dua anak perempuan.
Namun, keduanya telah berkeluarga dan ikut suami mengurus keluarga masing-masing.
Faktor inilah yang membuatnya sekarang merawat tiga anak lelakinya itu seorang diri.
Semula, saat Mbah Pangat masih hidup, berbagai upaya telah ditempuh demi kesembuhan putra mereka.
Hasilnya nihil, tak membuahkan hasil.
“Sudah dibawa kemana-mana oleh suami saya tapi tidak sembuh-sembuh. Mulai dari orang pintar, pengobatan tradisional, sampai terakhir dibawa ke RSUD Kartini Jepara,” kenangnya.
Sampai sejauh ini, Mbok Jampi belum pernah mendapat bantuan dari pemerintah.
Dia hanya pernah mendapat bantuan dari Polsek Welahan dan Karang Taruna.
“Kalau pengobatan di RSUD Kartini, pihak kelurahan yang mengurus,” ungkapnya.
Melihat kondisi yang memprihatinkan itu, Kapolsek Welahan AKP Rismanto bergegas mendatangi kediaman Mbok Jampi.
Dia memberikan bantuan berupa sembako.
“Setelah ada laporan dari Bhabinkamtibmas, saya langsung datang ke lokasi,” kata AKP Rismanto.
Dia juga siap berkoordinasi dengan pemerintah Desa Kendeng Sidialit dalam penanganan Sutrisno dan adik-adiknya. (*)