Selasa, 7 Oktober 2025

Unik, 90 Persen Ibu Rumah Tangga di Dusun Ini Berprofesi Merajut

Di sela kesibukan mengurus keluarga, sebagian ibu rumah tangga memiliki profesi sampingan.Pekerjaan ini bisa untuk menambah pemasukan keluarga.

TRIBUNJOGJA.COM / Susilo wahid
Seorang warga Nogosari, Wukirsari, Imogiri, Bantul menunjukan sepatu rajut buatan ibu-ibu Nogosari, Kamis (5/10/2017). 

Secara alami, ibu-ibu yang biasa menyetor peci dan tas rajut kepada pabrik bergerak secara mandiri.

Hasil ini berbanding lurus dengan makin banyaknya permintaan pasar akan produk rajut.

Sepatu misalnya, yang kini makin banyak peminat.

Jadilah 90 persen ibu-ibu di Dusun Nogosari berprofesi sebagai perajut.

Hari-hari mereka di rumah, diisi dengan merajut selain mengurus rumah tangga.

Hanya saja, menurut Sunandar, hasil yang dari produksi kerajinan rajut ini masih dibilang pas-pasan.

Dalam satu hari misalnya, seorang ibu rumah tangga hanya bisa mendapatkan pemasukan Rp 20 ribu dari merajut hasil penjualan sepasang sepatu rajut.

Itu karena produksi dilakukan rumahan.

Sedangkan untuk melebarkan sayap sampai ke unit usaha yang lebih besar, sebagian besar ibu-ibu masih belum mahir dalam proses pemasaran dan tentunya modal.

"Jadi sementara ini kita produksi rumahan lalu setor ke pengepul, harganya ya ditentukan pengepul," kata Sunandar.

Meski demikian, ibu-ibu Nogosari merasa usaha rajut ini sudah lebih dari cukup untuk membantu suami dalam mencukupi ekonomi keluarga.

Pasalnya dari sisi waktu, merajut adalan pekerjaan yang fleksibel.

Artinya bisa dikerjakan sembari mengurus rumah tangga di rumah.

Upaya dari pihak paguyuban untuk mandiri dalam proses pemasaran produk rajut Nogosari diharapkan jadi salah satu solusi untuk meningkatkan pemasukan ibu-ibu perajut.

Sehingga targetnya nanti, mereka tak lagi tergantung kepada pihak pengepul ketika memasarkan produk.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved