Jumat, 3 Oktober 2025

Erupsi Gunung Agung

Penampakan Langka Wajah Gunung Agung yang Berbeda dari 7 Hari Sebelumnya

Gunung terbesar di Bali ini sangat jelas terlihat dari Pos Pantau Gunung Api Agung, di Desa Rendang, Karangasem, Bali.

Tribun Bali/I Wayan Erwin Widyaswara
Wajah Gunung Agung terlihat dari Pos Pantau Gunung Api Agung, yang berada di Desa Rendang, Karangasem, Bali, Kamis (28/9/2017) pukul 06.00 wita. 

Laporan Wartawan Tribun Bali, I Wayan Erwin Widyaswara

TRIBUNNEWS.COM, AMLAPURA - Setelah beberapa hari diselimuti kabut dan awan, Gunung Agung akhirnya menampakkan wajah indahnya, Kamis (28/9/2017) pukul 06.05 wita.

Gunung terbesar di Bali ini sangat jelas terlihat dari Pos Pantau Gunung Api Agung, di Desa Rendang, Karangasem, Bali.

Penampakan ini sontak membuat para pewarta yang siaga di Pos Pantau berhamburan ingin mengabadikan momen langka ini.

"Ini langka sekali. Sejak tujuh hari baru sekarang terlihat jelas," kata salah satu reporter televisi yang buru-buru datang ke Pos Pantau.

Namun pemandangan indah gunung agung rupanya tidak lama terlihat.

Dalam satu jam, Gunung Agung kembali diselimuti awan dan kabut tebal.

Sempat terlihat asap putih ke luar beberapa kali dari puncak Gunung yang berada di dekat Pura Besakih, Karangasem ini.

Dari rilis yang diterima, kondisi Gunung Agung hasil analisa 00.00-06.00 wita masih level IV (awas).

Secara umum, aktivitas Gunung Agung masih mengalami peningkatan.

Gempa pun masih rutin terasa dari Pos Pantau Gunung Api Agung di Rendang, Karangasem.

Gempa terakhir terasa pada pukul 07.16 wita yang berkekuatan sebesar 2,5 Skala Richter dengan pusat gempa ada di barat laut, Bangli, Bali

Laser Ditembakkan dari Pos Pantau ke Gunung Agung, Ditemukan Indikasi Terjadinya Letusan

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mendeteksi adanya perubahan bentuk (deformasi) Gunung Agung.

Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api Gede Suantika mengatakan, perubahan bentuk ini diketahui setelah PVMH melakukan pemantauan menggunakan Elektronik Distance Meter (EDM) di Pos Pemantau Gunung Agung di Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali, Rabu (27/9/2017).

"Perubahan masih dalam mikrometer, terpantau ada deformasi tubuh gunung," kata Suantika.

Deformasi merupakan salah satu indikasi untuk mengukur terjadinya letusan.

Deformasi yang semakin tinggi menunjukan kemungkinan letusan makin tinggi.

Pengukuran dilakukan dengan menembakkan laser ke reflektor.

Cermin reflektor diletakkan pada jarak 1 km dari pos pantau.

Kemudian petugas menembakan laser menggunakan alat IDM dari pos pantau.

"Tiap hari petugas mengukur deformasi gunung Agung," kata Suantika.

Berdasarkan data pengukuran menunjukan jarak antara IDM dan reflektor semakn dekat.

Sementara itu, pantauan di Gunung Agung, Rabu (27/9/2017) mulai pukul 00.00 - 06.00 Wita terjadi 165 kali gempa vulkanik dalam, 106 kali vulkanik dangkal dan 27 kali tektonik lokal.

Bahkan getaran gempa tektonik terasa sampai ke pos pantau yang jaraknya 12 km dari puncak Gunung.

Secara visual gunung tertutup kabut dengan suhu udara suhu udara 22-25 derajat celcius dan kelembaban udara 78-84 persen.

Asap kawah bertekanan lemah teramati berwarna putih dengan intensitas tipis dan tinggi 50-200 m di atas kawah puncak. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved