Wilayah Aceh Berpotensi Dilintasi Badai Berkecepatan 60 Kilometer per Jam
Prakiraan munculnya angin kencang selama dua hingga tiga hari ini kedepan ini terdeteksi bersamaan Aceh mulai musim penghujan
Laporan Wartawan Serambi Indonesia Asnawi Ismail
TRIBUNNNEWS.COM, ACEH -- Warga yang bermukim di kepulauan Aceh, Weh Sabang dan sebahagian daratan, seperti Kota Banda Aceh, Aceh Besar serta wilayah pesisir Pidie, diingatkan agar mawasdiri terhadap kemungkinan munculnya badai dan angin kencang berkecepatan hingga 60 kilometer lebih per jam.
Prakiraan munculnya angin kencang selama dua hingga tiga hari ini kedepan ini terdeteksi bersamaan Aceh mulai musim penghujan dan sebagian lagi daerah ini, masih dalam musim pancaroba dan segera masuk musim huja.
Kepala Seksi Data dan Informasi (Datin) BMKG Bandara Sultan Iskandarmuda Blang Bintang, Zakaria SE menyebutkan, kondisi cuaca tak menentu ini, merupakan fenomena atmosfir pemicu perubahan cuaca dan juga berdasarkan prakiraan musim BMKG Pusat.
"Data BMKG melaporkan, Aceh sudah memasuki musim penghujan dan sebagian lagi masih dalam musim pancaroba dan segera akan memasuki musim penghujan," katanya Serambinews.com, Selasa (26/9/2017).
Zakaria menambahkan, dari beberapa indikator pemicu perubahan cuaca di atas dan berdasarkan prakiraan musim BMKG Pusat Jakarta, maka sebagian Aceh sudah memasuki musim hujan.
Baca: Badai Maria Hantam Pulau Guadeloupe
Antara lain sebagian Aceh Besar bagian Timur dan Tengah (lembah Selawah dan Jantho dan sekitarnya), Pidie bagian Selatan (Tangse, Gempang dan sekitarnya), Beber Meriah, Aceh Tengah, Lhokseumawe bagian Selatan, Aceh Utara bagian Selatan dan Aceh Timur bagian Barat.
Sedangkan Aceh bagian Barat - Selatan yang kita kenal sebagai daerah Non Zom atau daerah tidak kenal musim (selalu/tiap bulan ada hujan) ini huga ada peningkatan curah hujan antara lain Nagan Raya, Aceh Baratdaya, Simeulue, Aceh Selatan, Subulussalam, Aceh Tenggara dan Aceh Singkil.
Dengan memperhatikan keadaan tersebut diatas yaitu perubahan cuaca Aceh secara umum.
BMKG koordinator propinsi Aceh, menghimbau kepada masyarakat supaya mempersiapkan segala kemungkinan bencana yang dapat ditimbulkan akibat perubahan musim ini.
Seperti, bahaya petir, angin kencang yang ditimbulkan oleh awan comulonimbus (CB), banjir, tanah longsor dan juga gelombang tinggi.
Sebagai catatan Aceh akhir atau awal Oktober secara menyeluruh sudah memasuki musim hujan, khususnya dalam menghadapi bencana banjir kepada masyarakat dihimbau untuk menjaga kebersihan/kesehatan, membersihkan lingkungan seperti slokan dan bila memungkinkan menambah saluran air di daerah rawan banjir.