Bikin Miris, Pasutri Ini Bawa Mayat Anaknya Naik Angkot
Mereka memilih naik angkot karena tidak mampu menyedikan uang Rp 2 juta untuk memakai fasilitas ambulan pengangkut jenazah rumah sakit
Laporan Wartawan Tribun Lampung Wakos Gautama
TRIBUNNEWS.COM, LAMPUNG - Didampingi sang suami, Ardian, Deva menitikkan airmata di dalam mobil angkutan kota (angkot) jurusan Rajabasa-Tanjungkarang, Rabu (20/9/2017) sore.
Deva tak kuasa menahan sedih melihat Berlin Istana, anaknya yang masih berusia satu bulan meninggal dunia.
Berlin meninggal dunia setelah beberapa hari menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek (RSUAM), Rabu sore.
Berlin harus mendapat perawatan usai operasi ketika baru dilahirkan.
Menurut Aang Fatiya Gunanda (28), adik sepupu Deva, Berlin ada benjolan kelenjar di kepala Berlin ketika dilahirkan.
Baca: Ada Ambulance Motor di Jalur Mudik untuk Menembus Kemacetan Bila Ada Pemudik yang Sakit
Berlin lalu dirujuk ke Rumah Sakit Ryacudu, Kotabumi, Lampung Utara.
Pihak Rumah Sakit Ryacudu lalu merujuk lagi Berlin ke RSUAM.
Pihak RSUAM lalu mengambil tindaka operasi. setelah satu minggu menjalani perawatan usai operasi, Berlin diperbolehkan pulang.
Pihak RSUAM mewajibkan Berlin kontrol pascaoperasi. pada saat kontrol inilah, nyawa Berlin tidak bisa diselamatkan.
Baca: Mobil Barisan Pemadam Kebakaran Nyaris Terguling saat Padamkan Api di Pelambuan
Tak hanya sedih, rasa kecewa dan amarah juga menyelimuti hati Deva dan Adrian.
Penyebabnya pihak RSUAM menolak mengangkut Berlin, sang anak, menuju tempat peristirahatan terakhirnya di Desa Labuhan Dalam, Kecamatan Abung Timur, Lampung Utara.
"Alasan rumah sakit, Deva tidak bisa menggunakan BPJS untuk mendapatkan fasilitas mobil ambulans gratis untuk mengangkut jenazah Berlin," kata Aang saat dihubungi Tribun Lampung, Rabu malam.