Selasa, 7 Oktober 2025

Seekor Anjing Diduga Rabies Mati Enam Hari Usai Menggigit Bocah 4 Tahun

AND, bocah berusia empat tahun di Lingkungan Pendem, Kelurahan Pendem, Kecamatan Jembrana, Bali, digigit anjing diduga terjangkit rabies.

Editor: Dewi Agustina
Tribun Bali/I Gede Jaka Santhosa
Jatuhnya seorang korban gigitan anjing rabies di Desa Tuwed, Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Bali, membuat Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan Pemkab Jembrana langsung melangsungkan eliminasi anjing liar di desa setempat, Jumat (15/7/2016). TRIBUN BALI/I GEDE JAKA SANTHOSA 

TRIBUNNEWS.COM, NEGARA - AND, bocah berusia empat tahun di Lingkungan Pendem, Kelurahan Pendem, Kecamatan Jembrana, Bali, digigit anjing diduga terjangkit rabies, Senin (11/9/2017).

Sebab tak lama usai menggigit, anjing tersebut dilaporkan mati.

Hal tersebut sontak membuat orangtua AND merasa waswas menunggu hasil uji laboratorium dari Balai Besar Veteriner Denpasar.

Kasus gigitan anjing ini terjadi ketika AND bermain di teras rumah dengan anjing peliharaannya yang baru berumur empat bulan.

"Sebelumnya anjing saya itu sudah divaksin," kata Ayah AND, I Putu Agus Mahendra (28) kepada Tribun Bali, Senin (18/9/2017).

Ia menurturkan, entah mengapa, anjing jenis peranakan ini kemudian tiba-tiba menggigit AND hingga mengalami luka pada bagian tangan kiri.

Akibatnya, balita mungil penyayang anjing ini pun akhirnya dilarikan ke Puskesmas terdekat guna mendapatkan perawatan.

Baca: Gunung Agung Berstatus Siaga, Warga Sekitar Diimbau tidak Mendaki dalam Radius 6 Km

Mahendra mengatakan, usai menggigit anaknya, anjing ini kemudian diketahui mati pada Minggu (17/9/2017) malam.

Lantaran khawatir terjangkit rabies, Agus Mahendra kemudian menghubungi petugas dari Dinas Pertanian dan Pangan Pemkab Jembrana dan mengambil sampel otak anjingnya untuk diuji lab di Balai Besar Veteriner Denpasar.

Namun kata dia, dari pantauan secara kasat mata, anjing tersebut mati karena terkena penyakit mencret.

Meskipun demikian, pria yang sehari-hari bekerja sebagai karyawan swasta ini tetap waswas.

Hingga kini ia masih menunggu hasil uji laboratorium dari Balai Besar Veteriner Denpasar yang keluar Senin kemarin.

Baca: Tetesan Air Mata Ibunda Menjelang Pembongkaran Makam Hilarius Korban Duel Gladiator

"Anak saya sudah diberi VAR (vaksin anti rabies) usai digigit dan kini masih menunggu informasi hasil uji lab Balai Veteriner. Anjing ini anjing kesayangan anak saya, sengaja dibawa dari kampung di Pekutatan," tandas Agus.

Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Keswan Kesmavet), Dinas Pertanian dan Pangan Pemkab Jembrana, Anak Agung Mahadikara mengatakan, pihaknya menerima laporan kasus gigitan anjing ini Senin (11/9/2017) malam.

Namun ia belum bisa memastikan penyebab kematian anjing berjenis kelamin jantan ini karena masih menunggu hasil uji lab dari Balai Besar Veteriner Denpasar.

12 Kasus Positif Rabies
Kasus gigitan anjing terhadap bocah berinisial AND di Lingkungan Pendem, Kelurahan Pendem, Kecamatan Jembrana, belum bisa dipastikan rabies atau tidak.

Namun berdasarkan data, tahun ini sudah ada 12 kasus gigitan yang dinyatakan positif rabies.

"Ini sudah kasus gigitan yang kesekian kalinya, tapi untuk yang positif dinyatakan rabies sudah ada 12 kasus gigitan pada tahun ini. Sampel otak anjing yang menggigit balita ini juga sudah kami kirim ke Balai Besar Veteriner Denpasar Senin pagi tadi," kata Kabid Keswan Kesmavet, Dinas Pertanian dan Pangan Pemkab Jembrana.

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved