Kai Harum Bukan Ulama Ustaz Guru Atau Wali
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) datang ke kediaman Muhammad Asri atau Kai Harum warga Desa Cempaka Kecamatan Amuntai S
TRIBUNNEWS.COM, AMUNTAI - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) datang ke kediaman Muhammad Asri atau Kai Harum warga Desa Cempaka Kecamatan Amuntai Selatan, Selasa (12/9/2017).
Dalam pertemuan ini juga diikuti oleh belasan ulama dan tokoh agama dari Kabupaten HSU seperti KH Sabran dan KH Abdul Bari dan Ketua MUI KH Said Masrawan.
Kedatangan rombongan ulama disambut baik oleh Kai Harum, dalam silaturrahmi ini dilakukan diskusi mengenai berbagai kegiatan yang sering dilakukan Kai Harum di majelis zikir dan salawat miliknya.
Baca: Pansus Angket Berencana Perpanjang Masa Kerja, Ketua MPR: Sudahlah Selesaikan
Ulama yang hadir juga menanyakan kebenaran apakah Kai Harum tidak melaksanakan salat dan puasa seperti yang informasi yang berkembang di masyarakat, dan hal itu dibantah oleh Kai Harum.
Beberapa pendapat Kai Harum juga berusaha diluruskan oleh ulama, seperti salawat yang dikatakan Kai Harum ada didalam Alquran namun sebenarnya tidak ada.
Kai Harum juga mengatakan bahwa salat tidak harus menghadap ke kiblat karena Tuhan ada di semua arah, hal ini juga diluruskan bahwa menghadap kiblat adalah satu syarat sah-nya salat.
Baca: Mikha Tambayong Belum Siap Nikah Muda
Dan masih banyak pembahasan lain yang diluruskan seperti hukum bersentuhan dengan perempuan yang bukan mahram serta alasan tidak salat dan puasa karena uzur.
Di dinding rumah Kai Harum juga ditempel banyak foto dirinya dengan berbagai tokoh, termasuk foto dirinya yang bertelanjang.
Ulama yang hadir juga menjelaskan aurat laki laki dan tidak diperbolehkan terlihat oleh yang buka muhrimnya. Dan Kai Harum juga tidak keberatan saat foto telanjang miliknya yang terpajang di dinding langsung diturunkan.
Namun Kai Harum bersedia dibenarkan jika memang pengetahuannya tersebut ternyata salah menurut hukum Islam.
Kai Harum mengatakan akan tetap menerima siapapun orang yang datang untuk bersilaturahmi kepada dirinya.
Dirinya pun tidak mau disebut guru dan wali, namun majelis yang dilaksanakan setiap malam senin terus akan dilanjutkan.
"Saya masih akan melanjutkan kegiatan setiap malam senin dan menerima siapapun yang ingin bertamu," ujarnya.