Hukuman Melecehkan Anak Punk Perempuan, Imam Dikepruk Bata Sampai Mati
Sebanyak 12 Tersangka penganiayaan yang menewaskan Imam Subekti (25) anak punk menjalani rekonstruksi.
TRIBUNNEWS.COM, KEDIRI - Sebanyak 12 Tersangka penganiayaan yang menewaskan Imam Subekti (25) anak punk menjalani rekonstruksi.
Reka ulang ini digelar di halaman belakang Mapolsek Kota Kediri, Jumat (15/9/2017).
Ada 47 adegan kasus penganiayaan yang merengut korban Imam Subekti yang baru tiga hari bergabung komunitas punk.
Para pelaku memperlihatkan perannya masing-masing saat mengeroyok korban.
Rekonstruksi ini disaksikan pengacara tersangka Emi SH dan rekan, jaksa Budi Hari SH serta Ida Wening Setiasih, Mujiwiyati dan Sutari dari Balai Pemasyarakatan (Bapas) Kediri.
Rekonstruksi diawali pertemuan anak punk pimpinan Monsha Satria di ruko mangkrak Pasar Grosir Ngronggo.
Selain ngumpul, anak punk ini menggelar pesta miras jenis arak Jowo.
Selanjutnya, pelaku mengadili Imam Subekti yang dituduh telah melecehkan anak punk perempuan.
Selanjutnya disusul pelaku lainnya yang menghantam dengan batu bata serta roti kalung ke kepala korban.
Akibat pukulan bertubi-tubi, korban sempat berupaya melarikan diri.
Namun pelaku lainnya menghalangi dan terus melakukan pemukulan bergiliran.
Selain memukul, ada pelaku yang menendang dan menginjak kepalanya.
Setelah semalaman dikeroyok ramai-ramai, kondisi korban tidak sadarkan diri.
Mengetahui korban sudah tak sadar, Monsha kemudian sempat mengecek hidung dan nadi korban di bagian leher.
Dari pengakuan Monsha korban telah meninggal sehingga sempat bertanya kepada pemilik warung rumah sakit yang masih buka pada dini hari.
Pemilik warung bernama Ny Lestari malahan menyarankan membawa korban ke rumah sakit.
Namun para pelaku tidak membawa ke rumah sakit tapi membuang mayatnya ke hutan Perhutani Ngancar.
Korban dibonceng bertiga naik sepeda motor. Tiba di lokasi hutan mayatnya kemudian digotong ke areal pinggir hutan sekitar 25 meter dari jalan raya.
Usai membuang jasad korban pelaku kemudian pulang ke rumah masing-masing.
Kapolsek Kota Kediri Kompol Sucipto menjelaskan, rekonstruksi digelar di halaman mapolsek karena mayoritas pelaku masih di bawah umur.
"Kami menghindari ekspos secara vulgar kekerasan yang dilakukan oleh anak-anak," jelasnya.
Reka ulang dilakukan untuk memastikan peran masing-masing tersangka saat menganiaya korban.
"Dari hasil pemeriksaan, pengeroyokan dilakukan berlatar belakang cemburu dan rasa solidaritas sesama anak punk," jelasnya.
Korban merupakan anggota baru di komunitas anak punk pimpinan Monsha Satria.
"Korban melakukan pelecehan terhadap salah satu punk perempuan, sehingga muncul solidaritas dari anak punk lainnya," jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, Imam Subekti tewas setelah dikeroyok anak punk pimpinan Monsha Satria.
Mayat korban kemudian dibuang di hutan Perhutani Ngancar. Kasus ini dilakukan 13 pelaku, 12 telah diamankan dan satu masih buron. (Didik Mashudi)