Rabu, 1 Oktober 2025

Kisah Kakek Berusia 80 Tahun, Uang Dagangan Sapu Lidi Dicuri Padahal Harus Biayai Anak Sampai Cucu

Abah Oleh (80) tampak duduk melamun di pinggir Jalan Raya Bandung-Garut, tepatnya di seberang kantor BPR KS.

Tribun Jabar/Seli Andina
Abah Oleh duduk melamun di pinggir Jalan Raya Bandung-Garut, Selasa (5/9/2017). Ia mengaku uangnya hilang dicuri orang saat berjualan sabu. 

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Abah Oleh (80) tampak duduk melamun di pinggir Jalan Raya Bandung-Garut, tepatnya di seberang kantor BPR KS.

Uang Abah Oleh sebesar Rp 130 ribu hasil jerih payahnya menjual sapu lidi dicuri orang tak bertanggung jawab.

Kakinya menjuntai lemas sementara kepalanya menunduk, sesekali Abah Oleh menyentuh barang dagangannya satu per satu dengan tangan keriputnya.

Abah Oleh tidak tahu siapa yang mengambil uangnya karena dirinya tidak bisa melihat.

Kedua mata kedua kakek itu buta sejak lahir.

Baca: Ini Jawaban Buwas Ditanya Soal Senjata Api yang Tewaskan Pegawai BNN Cantik

"Saya teh bingung, nanti pasti saya dicari oleh yang punya sapu, saya bingung harus bagaimana," ujar Abah Oleh.

Sesekali Abah Oleh mengusap keringat yang menetes di dahinya menggunakan kemeja birunya yang telah lusuh dan kotor.

Tangannya meraba-raba barang dagangannya, berusaha mengetahui jumlah sisa sapu lidi jualannya yang belum terjual.

Jumlahnya tinggal tujuh, tidak akan cukup menutupi jumlah uang yang hilang yang seharusnya diberikan pada pemilik sapu.

Tentu saja tak akan cukup, satu sapu hanya dihargai sebesar Rp 7.500.

Baca: Pencuri Motor Ditembak Gara-gara Coba Kabur dengan Gigit Tangan Polisi

Setiap hasil penjualan satu, Rp 5.000 untuk pemilik sapu dan Rp 2.500 untuk biaya makannya.

"Mungkin saya akan jual ayam saya satu-satunya untuk menutupi uang yang hilang," katanya lirih ketika ditanya apa yang akan dilakukannya

Abah Oleh merupakan tulang punggung keluarga.

Anggota keluarganya berjumlah lima orang, menggantungkan hidup dari hasil berjualan sapu lidi yang dilakoni Abah Oleh.

Hal itu diungkapkan Enung (38), menantu Abah Oleh yang tinggal serumah dengannya ketika ditemui Tribun Jabar di kediaman Abah Oleh di Kampung Ciseupan RT 02/04, Desa Sindulang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Selasa (5/9/2017).

Baca: Rencana Aksi Bela Rohingya, Polres Demak Akan Cegah Massa ke Candi Borobudur

Di rumah panggung berukuran 7 meter x 5 meter itu, Abah Oleh tinggal bersama lima anggota keluarganya yang lain, yaitu anak semata wayangnya, Kani (40), Enung, dua cucunya dan besannya.

"Untuk biaya sehari-hari dari Abah Oleh saja, karena yang lain tidak bisa bekerja," ujar Enung.

Abah Oleh harus membiayai putranya, Kani, Enung, dua cucunya, dan ibunda Enung yang tinggal bersama mereka.

Anak semata wayangnya, Kani, sudah tidak mampu bekerja akibat tiba-tiba lumpuh dan kehilangan kemampuan berbicara sejak empat tahun lalu.

Sementara Enung tidak mungkin bekerja karena harus mengurus rumah tangga, merawat sang suami yang lumpuh, ibunya yang sudah renta dan pikun, juga dua anaknya.

Abah Oleh terpaksa membanting tulang untuk membiayai keluarganya meskipun usianya sudah renta.

"Abah tidak pernah mengeluh," ujar Enung. (Seli Andina Miranti)

Artikel ini telah tayang di Tribun Jabar dengan judul: Abah Oleh, Kakek Renta 80 Tahun Ini Terpaksa Harus Biayai Anak, Menantu, Cucu, dan Besannya

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved