Jumat, 3 Oktober 2025

Ketika Romo Katolik Ikut Ngaji Bareng Ansor, Ini Katanya

Kedua "Budi" ini sejak lama dikenal bersahabat dan sering tampil bareng dalam acara-acara bernuansa kebangsaan.

Editor: Johnson Simanjuntak
Romo Aloys Budi Purnomo
Dari kiri: Kiai Budi Harjono, pengasuh Pondok Pesantren Al Islah, Tembalang, Semarang dan Romo Aloys Budi Purnomo, Pastor Pembantu Paroki Ungaran tampil bersama dalam sebuah acara pengajian bertajuk Ngasor : Ngaji Bareng Ansor di Desa Bedono, Kecamatan Jambu, Selasa (30/8/2017) malam. 

"Syukur pada Allah mendengar lagu 'Indonesia Pusaka' digemakan. Lima hari lalu saya menyanyikan lagu ini di Bangkok, merinding! Penuh haru. Dan malam ini lagi lagu ini kudengar di sini," kata Pastor Budi disambut tepuk tangan hadirin yang memenuhi Balai Desa baik hingga keluar ke halaman.

Pastor Budi mengaku bersyukur mengalami hidup yang rukun dan damai di Bumi Serasi ini. Ia mengajak semua yang hadir untuk selalu menjaga kerukunan dan kedamaian ini. Sebab keutuhan bangsa dimulai dari hidup rukun dan damai masyarakatnya di desa-desa.

"Damai ini bukan hanya untuk kita tetapi untuk bangsa kita, tanah air tempat lahir kita. Mari kita tetap jaga kerukunan dan persaudaraan di antara kita semua apa pun agamanya. Malam ini saya mengalami Islam sebagai rahmatan lil alamin," lanjutnya.

Akhir tausiyah Pastor Budi ditutup dengan lagu Indonesia Pusaka lagi, namun kali ini dengan alunan saksofon disambung dengan lagu "Tombo Ati".

Tausiyah berikutnya disampaikan oleh KH Amin Abror, dari Dusun Lendoh, Bedono. Ia mengajak agar umat Islam menempuh jalan hidup yang mulia. Yakni dengan menaati semua perintah Allah, hidup rukun dan saling menghormati.

"Agama Islam mengajarkan agar kita hidup mulia dan jangan hidup hina. Hidup dengan menaati perintah Allah, hidup rukun dan saling menghormati. Lawan dari itu adalah hidup hina. Orang yang suka menyebar fifnah dan adu domba itu orang yang hina. Apalagi menggunakan Al Quran dan hadits untuk memfitnah dan mengadu domba," kata Kiai Amin.

"Orang yang seperti itu adalah orang yang hina. Justru yang seperti itu melanggar ajaran Islam," tandasnya.

Acara pengajian kebangsaan yang dihadiri oleh jajaran Muspika Kecamatan Jambu ini juga ditandai dengan pembacaan puisi oleh para pemuda Ansor setempat.(Kontributor Ungaran, Syahrul Munir)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved