Kamis, 2 Oktober 2025

Guru Honorer Bergaji Rp 80 Ribu Sebulan Terancam Dibui, Ini Pemicunya

Masyuk sendiri sangat kasihan kepada guru olah raga tersebut yang mengajar dengan sungguh-sungguh dan upah yang pas-pasan

Editor: Eko Sutriyanto
wytv.com
Ilustrasi penjara 

TRIBUNNEWS.COM, GRESIK – Seorang guru olahraga di sebuah SMP Swasta di Kecamatan Kedamean, Kabupaten Gresik terancam dibui setelah dipolisikan orangtua siswa.

Guru olahraga ini diduga memukul siswanya sampai terluka. 

Informasi dari sekolah, guru olahraga ini bukan guru PNS yang gajinya sangat minim.

"Kasihan gurunya, hanya mendapatkan upah Rp 80.000 sebulan dan sepekan hanya dua kali mengajar olah raga,” kata Masyuk, Kepala SMP swasta tersebut.

Menurut Masyuk, pihak sekolah dan guru sudah mengaku bersalah.

Masyuk sendiri sangat kasihan kepada guru olah raga tersebut yang mengajar dengan sungguh-sungguh dan upah yang pas-pasan.

Baca: Guru Honorer Ini Ternyata Teribat Dalam Aksi Membakar Joya

Diberitakan sebelumnya, guru ini dilaporkan ke Polsek Kedamean oleh orangtua yang tidak terima anaknya dipukul.

Informasi yang dihimpun sementara ini, DR (12), siswa kelas VII tersebut, dipukul sang guru karena tidak mau berbaris meski telah diminta masuk ke dalam barisan.

Selain itu, remaja ini juga tak menghiraukan sang guru.

Karena emosi, sang guru memukul wajah pelajar itu menggunakan buku. Akibatnya, pelipisnya mengalami luka.  

Baca: Gaji Guru Honorer di Batang Tak Cukup Beli Bedak

“Pukulan terakhir terkena bagian klip sehingga mengakibatkan kulit di bawah pelipis mata luka,” kata remaja tersebut saat diwawancarai, Jumat (25/8/2017).

Tahu bahwa murid yang baru dipukulnya luka, guru olahraga itu langsung berusaha memberikan pertolongan.

Si murid, juga dipulangkan lebih awal. 

Ditambahkannya, sesampainya di rumah, bocah ini tak berani bercerita kepada orangtuanya.

Namun tetap saja, teman sekolahnya yang tinggal di desa yang sama, membocorkan insiden itu. 

Baca: Terlibat skandal korupsi dengan mantan presiden Korsel, pewaris Samsung dipenjara lima tahun

Karena tak terima, orangtua DR mendatangi sekolah untuk meminta pertanggungjawaban.

Pihak sekolah pun menyampaikan permintaan maaf dan menyatakan bersedia menanggung biaya pengobatan. 

Walau demikian, orangtua murid ini tetap tak terima dan melapor ke Polsek Kedamean. 

"Masih kita mintai keterangan. Anggota bhabinkamtibmas meminta keterangan untuk melihat permasalahan yang sebenarnya," kata Kapolsek Kedamean, AKP I Made Jatinegara saat dikonfirmasi. 

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved