Minggu, 5 Oktober 2025

Tidak Disangka, dari Sini Awal Keberadaan Masyarakat Kalsel

Temuan awal terjadi saat kondisi air waduk Riam Kanan mengalami penyusutan cukup besar tempo lalu.

Editor: Eko Sutriyanto
Banjarmasin Post/Ratino Taufik
Suasana Waduk Riam Kanan di Desa Tiwingan Lama, Kecamatan Aranio, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Jumat (2/10/2015). Kemarau membuat ketinggian permukaan air waduk yang menjadi sumber energi utama bagi PLTA Riam Kanan ini terus menyusut. 

Bambang berujar, situs paleolitik seperti itu sudah lama dicari dan ditelusuri di wilayah Kalimantan Selatan, tetapi belum ditemukan hingga munculnya Pulau Sirang.

“Situs prasejarah ada di dasar waduk. Catatan sudah masuk sejarah nasional. Ada temuan undak sungai di tepi selatan Sungai Riam Kanan, di Awangbangkal pada 1938 oleh H Kipper, hingga akhirnya kawasan itu ditenggelamkan jadi waduk,” urainya.

Data artefak paleolitik yang ditemukan pada permukaan tanah di Pulau Sirang ini memberikan banyak pertanyaan terkait perkembangan budaya paleolitik secara umum di Kalimantan Selatan.

Lokasi penemuan artefak itu merupakan puncak dari sebuah bukit yang cukup tinggi, sebelum ditenggelamkan untuk kepentingan pembangkit tenaga listrik.

Yang jelas, cetus Bambang, untuk penelitian lebih mendalam perlu biaya mahal karena sudah jadi waduk.

Baca: Permukaan Air Waduk Riam Kanan Terus Menyusut, Muncul Warung Dadakan

“Waduk Riam Kanan kaya warisan situs prasejarah. Ada kemungkinan asal manusia di Kalsel di Waduk Riam kanan itu,” bebernya.

Kini ada muncul harapan, agar waduk dijaga kelestariannya.

“Lestari jika lingkungan hutan sekitarnya lestari. Sisi positifnya, lumbung situs prasejarah terjaga alami karena tertutup air puluhan meter, terjaga secara alami,” katanya.

Secara umum, hasil penelitian penyelamatan yang dilakukan Balai Arkeologi Kalimantan Selatan adalah menemukan ratusan alat batu dengan teknologi batu paleolitik (batu tua).

Teknologi paleolitik merupakan teknologi yang dikuasai manusia pada tingkat permulaan yang lebih mengutamakan segi praktis. Pembuatan alat batu disesuaikan tujuan penggunaan saja.

Makin lama teknologi pembuatan alat batu ini semakin meningkat ke arah penyempurnaan bantuk.

Baca: Satpam Mal di Banjarmasin Edarkan Ineks Logo Hello Kitty

Teknologi paleolitik yang ditemukan di Pulau Sirang antara lain: kapak perimbas (chopper), kapak penetak (chopping), pahat genggam (hand-adze), dan kapak genggam awal (proto hand axe), serta tradisi serpih dalam bentuk sederhana.

“Semua alat batu itu disiapkan atau dibuat dengan teknologi pemangkasan sederhana secara langsung pada batu-batu kerakal atau pecahan batu,” ujar Bambang.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved