Jumat, 3 Oktober 2025

Kasus First Travel

Kisah Seorang Kiai Gagal Memberangkatkan Umrah Ratusan Jamaahnya Gara-gara First Travel

Seorang Kiai di Magelang tertipu First Travel hingga ratusan juta. Korban biro perjalanan ini di Jateng jumlahnya cukup besar.

Editor: Hendra Gunawan
Facebook
Di kota cinta ini, terlihat Anniesa dan Andika dengan baju musim dingin berpose dengan latar menara Eiffel. 

TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Seorang Kiai di Magelang tertipu First Travel hingga ratusan juta. Korban biro perjalanan ini di Jateng jumlahnya cukup besar.

Berikut cara cerita mereka dan upaya Firs Travel mengelabui warga.

Dini (bukan nama sebenarnya) langsung terisak ketika bercerita soal kegagalannya memberangkatkan jemaah umrah First Travel dari Kota Magelang.

Ia adalah pemilik biro travel yang menjadi kepanjangan tangan First Travel di Kota Magelang. Total ada 57 jemaahnya yang gagal berangkat.

Menurut Dini, jumlah itu terhitung sedikit. Ada jemaah seorang kiai di Kabupaten Magelang yang mencapai 180 orang juga gagal berangkat.

"Bagaimana nggak sedih, jemaah saya itu ada yang pedagang sayur sampai pemulung. Tidak semuanya mampu," katanya pada Tribun Jateng, Selasa (15/8/2017) siang.

Dini mengawali cerita perkenalannya dengan First Travel pada 2015. Pada saat itu, biro Umrah First Travel masih berjalan normal. Bahkan, ia sudah dua kali berangkat umrah dengan First Travel.

Penawaran menggiurkan biaya murah menjadi faktor utama yang membuat jemaahnya tertarik. Baginya, biaya umrah sekitar Rp 14 juta hingga Rp 15 juta jelas menarik.

Pada akhir 2016 keanehan di layanan umrah First Travel mulai muncul. Pihak First Travel mulai melakukan penjadwalan ulang puluhan jemaah. Jemaah yang seharusnya berangkat November 2016, ditunda hingga Maret.

Pada bulan Maret, pihak First Travel menunda lagi tiap bulan hingga Mei. Bahkan, pada bulan Mei pihak First Travel meminta tambahan biaya. Ia memilih menolak.

Nasib serupa juga dialami Adroi, seorang santri asal Mranggen, Kabupaten Demak.

Ia mengungkapkan ada 160 jemaah di bawah koordinasinya gagal berangkat. Permintaan untuk pengembalian dana hingga kini tidak jelas.

Ia mengatakan merasa kecewa dengan perbuatan Andika (bos First Travel). Padahal pada awal perkenalan, hubungan Andika dengan pondok pesantrennya cukup erat.

"Sekitar lima tahun lalu mungkin, bos First Travel datang ke pondok minta doa supaya usaha travel umrahnya lancar," katanya mengawali cerita.

Setelah minta 'pangestu', bos First Travel juga diajak ziarah. Selang beberapa lama kemudian, Andika minta doa lagi tapi via telepon.

Ketika itu usaha First Travel masih di ruko. Bahkan, pihak pondok mengirim santri khusus ke jakarta untuk mendoakan usaha Andika.

Ratusan jemaah sekitar Mranggen pun tertarik dengan biaya umrah murah. Sekitar 380-an jemaah dari berbagai kalangan mulai dari petani hingga swasta mendaftar. Ratusan jemaah itu dijanjikan berangkat November 2016.

Pihak First Travel mendadak menjadwalkan ulang keberangkatan. Ia pun berinisiatif mendatangi kantor First Travel untuk meminta kepastian.

"Akhirnya disepakati bulan Januari berangkat 45 jemaah, kemudian Februari 90 jemaah dan bulan berikutnya sesuai kelipatannya," katanya.

Pada bulan Maret, jumlah jemaah umrah yang berangkat seharusnya 180. Namun, pihak First Travel hanya memberangkatkan 45 jemaah umrah. Akhirnya 160 jemaah belum berangkat hingga kini.

Bahkan, Adroi dan jemaah pernah tertahan di hotel dekat Bandara Soekarno-Hatta dan nyaris tidak jadi berangkat. Alasannya ketika itu visa belum jadi. Seminggu kemudian baru diberangkatkan tapi ada biaya tambahan Rp 2,5 juta.

Sejak kejadian itu, Adroi tidak percaya lagi dengan layanan perjalanan umrah First Travel. Pihaknya pun menuntut pengembalian dana umrah jemaahnya. Ia tidak ingin nasib ratusan jemaahnya terkatung-katung.

"Saya minta pemerintah turun tangan, sebab pascaizin First Travel dicabut, mereka ada alasan sudah tidak beroperasi," katanya.

Adroi menambahkan, jemaah First Travel di Jawa Tengah sangat banyak. Ia menyebut ada ratusan jemaah umrah First Travel yang gagal berangkat di Kabupaten Batang dan Kudus. Beberapa dari jemaah mulai gerah melihat perkembangan kasus First Travel.

"Kami ingin dana kami kembali segera!" pungkasnya. (Bakti Buwono)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved