Dahsyatnya Sinabung Erupsi Nonstop Selama Empat Jam, Ini Dampaknya
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB mengatakan, aktivitas Gunung Sinabung pada Rabu (2/8) sangat tinggi.
Editor:
Hendra Gunawan
"Tinggi kolom debu 3.000 meter. Angin sedang ke arah selatan. Amplitudo 120 mm, lama gempa 319 detik," katanya. Ia menambahkan, Gunung Sinabung kembali meletus pukul 10.14 WIB dengan tinggi kolom 3.000 meter disertai luncuran awan panas guguran sejauh 4.000 meter ke arah tenggara-timur. Angin sedang ke arah selatan. Ampitudonya 120 mm dengan lama gempa 333 detik.
Berselang beberapa menit kemudian tepatnya pukul 10.20 WIB, Gunung Sinabung meletus lagi. Tinggi kolom debu 3.000 meter disertai awan panas guguran sejauh 4.500 m ke arah tenggara-timur.
"Angin sedang ke arah selatan. Amplitudo 120 mm dengan lama gempa 707 detik," ujarnya.
Meskipun tidak ada korban jiwa, lanjutnya, ada ribuan penduduk yang terdampak hujan debu vulkanik. Hujan debu menyebar ke beberapa desa seperti Desa Perbaji, Sukatendel, Temburun, Perteguhen, Kuta Rakyat, Simpang Empat, Tiga Pancur, Selandi, Payung, dan Kuta Gugung.
Ia menyampaikan, masyarakat memerlukan masker dan air untuk membersihkan lingkungan. Karena itu, BPBD Tanah Karo bersama TNI, Polri, Dinas Kesehatan sudah memberikan masker kepada warga.
Tidak hanya itu, Pemerintah Kabupaten Karo juga masih membersihkan jalan dan lahan, pembersihan aset-aset pemerintah (pasar dan tempat umum lainnya), dan mengimbau kepada masyarakat untuk tidak memasuki zona merah.
Adapun rekomendasi yang dikeluarkan PVMBG untuk masyarakat dan pengunjung agar tidak melakukan aktivitas di dalam radius tiga kilometer dari puncak.
"Dan dalam jarak tujuh kilometer untuk sektor selatan-tenggara, di dalam jarak enam kilometer untuk sektor tenggara-timur, serta di dalam jarak empat kilometer untuk sektor utara-timur Gunung Sinabung," katanya.
Menurutnya, warga yang bermukim dan beraktivitas di dekat sungai-sungai yang berhulu di Gunung Sinabung agar waspada terhadap bahaya lahar. Apalagi, telah terbentuk bendungan alam di hulu Sungai Laborus.
"Penduduk yang bermukim dan beraktivitas di sekitar hilir daerah aliran Sungai Laborus tetap menjaga kewaspadaan, karena bendungan ini sewaktu-waktu dapat jebol," ujarnya.
Ia menuturkan, BPBD Kabupaten Karo segera melakukan sosialisasi ancaman bencana lahar/banjir bandang ini kepada penduduk. Terkhusus yang bermukim di sepanjang aliran Sungai Laborus.
Ia mengungkapkan, hingga saat ini tercatat 7.214 jiwa atau 2.038 kepala keluarga di delapan pos pengungsian.
Namun, hanya ada 2.863 jiwa yang tinggal di pos pengungsian, atau lebih banyak yang tinggal di luar pos pengungsian.
Tidak hanya itu, parameter vulkanik dan seismisitas gunung masih tetap tinggi. Sehingga potensi letusan susulan masih ada. Aktivitas vulkanik Gunung Sinabung secara umum ditandai dengan gempa low frequency mencapai 10 kejadian/hari dan pertumbuhan kubah lava yang relatif kecil.
"Volume kubah lava berdasar hasil pengukuran 19 Juli 2017 sudah mencapai 2,3 juta meter kubik," ungkapnya.
Gunung Sinabung "tidur" dan tak pernah tercatat meletus sejak 1600. Sinabung mendadak mengejutkan para ilmuwan dan banyak orang ketika meletus pada 29 Agustus 2010 dini hari sekitar pukul 00.15 WIB.
Letusan dahsyat terjadi lagi September 2013. Gunung berapi ini telah meletus secara sporadis, menewaskan 17 orang , dan mengubur Desa Bekerah tahun 2013 dan Sukameriah pada 2014. Warga enam desa lainnya juga dipaksa mengungsi.