Sabtu, 4 Oktober 2025

Ibadah Haji 2017

Akhirnya, Khamim Tiba di Mekkah Jalan Kaki Hampir Setahun dari Pekalongan

Akhirnya, sekian negara dilewatinya dengan berjalan kaki hampir setahun Mochammad Khamim Setiawan (28) sampai ke Tanah Suci.

Editor: Y Gustaman
Facebook/Khamim
Mochammad Khamim (28) berjalan kaki dari kampungnya di Pekalongan pada Agustus 2016 dan sudah tiba di Mekkah lebih cepat dari perhitungannya. Foto Khamim dengan latar belakang Kakbah di Masjidil Haram, Mekkah. Foto diunggah Khamim pada Kamis (27/7/2017). FACEBOOK/KHAMIM 

TRIBUNNEWS.COM, MEKKAH - Akhirnya, sekian negara dilewatinya dengan berjalan kaki Mochammad Khamim Setiawan (28) sampai juga ke Tanah Suci.

Ya, pemuda asal Kabupaten Pekalongan itu sejak tahun lalu tepatnya 28 Agustus 2016 memulai berjalan kaki dari kampunya di Wonopringgo untuk menunaikan ibadah haji.

Panas maupun hujan menyertai perjalanan sarjanan ekonomi Universitas Negeri Semarang itu. Di tengah jalan kadang ia beristirahat di masjid, menumpang di rumah orang yang ditemui, atau bermalam di hutan.


Pada 19 Mei 2017, ia telah tiba di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab. Dengan niat Bismillah dia memulai perjalanan itu untuk menempuh jarak kira-kira 9.000 kilometer. Sesuai kalender Indonesia, Hari Raya Idul Adha bertepatan pada 1 September 2017.

Baca: Kisah Pemuda Pekalongan Jalan Kaki untuk Berhaji ke Tanah Suci

Baca: Cerita Syaufani Berikan Rp 1 Juta Anaknya Berhaji dengan Berjalan Kaki

Khamim menargetkan tiba di Kota Mekah pada 30 Agustus 2017 atau sebelum wukuf. Artinya Khamim berjalan kaki selama setahun untuk naik haji, menempuh ribuan kilometer dan melintasi banyak negara.


Rupanya Khamim lebih cepat sampai di Mekkah dari perhitungannya semula. Dalam unggahan di akun Facebooknya, Kamis (27/7/2017), foto Khamim memakai ihram dengan latar belakang Kakbah di Masjidil Haram.

"Muhammad Khamim (28), pemuda asal Wonopringgo, Kabupaten Pekalongan yang berjalan kaki dari Pekalongan menuju Mekkah selama berbulan-bulan ini, alhamdulillah dia sudah sampai di Mekkah untuk menjalankan ibadah haji," tulis Khamim.

Syaufani Solichin (73), ayah Khamim saat ditemui Tribun Jateng beberapa waktu lalu mengatakan, selama perjalanan, Khamim sering puasa Dawud yaitu sehari puasa sehari tidak puasa.


Saat awal berangkat Khamim ditemani dua orang rekannya. Namun sesampai di Kabupaten Tegal, kedua temannya menyerah dan tidak melanjutkan perjalanan. Hanya tinggal Khamim yang kemudian benar-benar bisa sampai di Mekkah, sebagaimana niat awalnya.

Kondisinya yang berpuasa, membuatnya hanya berjalan di malam hari. Dalam kondisi fisik yang baik, ia dapat menempuh perjalanan sepanjang 50 kilometer, dan hanya sekitar 15 kilometer jika kakinya merasa capek.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved