Kamis, 2 Oktober 2025

Satu Keluarga Hidup di Bekas Kandang Sapi, Sutomo Berharap Punya Warung

Tak pernah terbayangkan dalam benak Ahmad Sutomo (41) akan mengajak istrinya Dwi Ayu Suciati (24) dan dua anaknya tinggal di bekas kandang sapi.

Editor: Y Gustaman
Surya/Rahadian Bagus
Ahmad Sutomo berserta anak dan istrinya mengaku menikmati meski hidup di bekas kandang sapi, Selasa (25/7/2017). SURYA/RAHADIAN BAGUS 

"Bangunan masih asli, cuma saya ganti rangka atapnya karena sudah menghitam," jelasnya.

Setelah kandang sapi itu diperbaiki, Sutomo mengajak istri serta dua anaknya ke rumah barunya. Meski sempit, namun ia mengaku bahagia karena bisa hidup mandiri berkumpul dengan keluarganya.

Rumahnya terdiri dari satu ruangan saja yang disekat menggunakan kain yang sudah usang. Tak ada perabot mewah di dalam rumah. Ruangan yang hanya bersekat kain itu, dipakai sebagai tempat tidur. Tampak, kasur tipis yang biasa dipakai tempat tidur istri dan dua anaknya.

"Kasur itu, kasur bekas dikasih orang. Daripada dibuang, mending saya pakai," kata anak bungsu dari tiga bersaudara ini.

Kasur itu dipakai anak dan istrinya, sementara dirinya tidur di atas papan kayu yang disusun dan diberi alas kain. Ketika siang, rumah Sutomo tampak sangat terang, karena sinar matahari tembus melalui celah rumah.

“Kalau hujan deras ya masuk ke dalam rumah, becek semua, ” ujar Sutomo.

Sebagai buruh serabutan yang berpenghasilan Rp 55.000 per hari, Sutomo mengaku tidak memiliki pilihan selain tinggal di tempat itu. Penghasilannya hanya cukup untuk kebutuhan hidup sehari-hari.

Sutomo mengatakan, tidak setiap hari ia mendapat pekerjaan. Sebab, biasanya ia mendapat pekerjaan ketika musim tanam ataupun masa panen.

Sedang istrinya pernah mencoba membuka usaha berjualan rujak dan gorengan. Namun, karena keterbatasan modal, usaha istrinya hanya bertahan dua bulan.

"Mungkin karena banyak kebutuhan, dan modal terbatas akhirnya tutup,"katanya.

Sutomo sebenarnya memiliki keinginan untuk mencoba membuat kerajinan kolor reog, untuk mengisi kekosongan ketika tidak ada pekerjaan.

"Sekarang saya mencoba mengawali membuat kerajinan kolor reog. Tapi baru sekarang belajar sambil kumpul-kumpul modal," jelasnya.

Ia mengaku sudah meminjam uang Rp 500 ribu dari temannya. Uang itu rencananya ia pakai untuk membeli benang, sebagai bahan utama membuat kolor reog.

Pria lulusan SD ini berharap mendapatkan bantuan modal untuk usaha yang ingin dia rintis. Sutomo juga berharap dapat membangun warung kecil untuk istrinya berjualan gorengan dan rujak.

Selain menjadi buruh serabutan, Sutomo juga dipercaya menjadi guru ngaji di Pondok Pesantren Mambaul Huda di Desa Sendang.

Halaman
123
Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved