Kamis, 2 Oktober 2025

WALHI Tolak Atraksi Lumba-lumba, Ini Alasannya

Di Medan, Sumatera Utara, atraksi lumba-lumba sudah sering dilakukan sebagai sarana hiburan

Penulis: Array Anarcho
Editor: Eko Sutriyanto
TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR
Atraksi lumba-lumba menghibur pengunjung di Wahana hiburan dan rekreasi keluarga atau Dolphin Arena di Panakkukang Square, Makassar, Jumat (14/4). Meski penuh kontroversi, sirkus lumba-lumba tersebut tetap digelar selama satu bulan penuh. TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR 

Mengetahui BBKSDA ikut hadir, Dana juga sangat menyayangkannya.

Dari pantauan Tribun, suasana di GOR Sutomo tempat pertunjukan atraksi lumba-lumba benar-benar terasa pengap.

Orang-orang saling berdesakan naik ke lantai dua untuk melihat lumba-lumba yang ada di kolam buatan.

Menyangkut atraksi lumba-lumba ini, salah satu pelatih lumba-lumba ternama tahun 1960-an Ric O'Barry bersama sutradara kenamaan Louis Psihoyos sempat membuat film dokumenter menyangkut pembantaian lumba-lumba di Kota Taiji, Jepang.

Dalam film berjudul The Cove yang tayang tahun 2009 itu, O'Barry yang sangat menyesal pernah menjadi pelatih lumba-lumba menceritakan dengan jelas bagaimana tersiksanya hewan cerdas itu saat tampil di tiap pertunjukan atraksi.

Sejak film itu tayang, sejumlah negara maju sudah tidak lagi menampilkan atraksi lumba-lumba. Negara-negara maju sadar, bahwa atraksi lumba-lumba sangat menyiksa hewan Malang tersebut.(Ray/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved