Kamis, 2 Oktober 2025

Misteri Sketsa yang Dibuat Agus Arnawa Sebelum Membunuh Nenek Buyutnya

I Wayan Agus Arnawa (24) mengakui dirinya telah menghabisi nyawa nenek buyutnya, Ni Wayan Uyut (75).

Editor: Dewi Agustina
Istimewa
Polisi mendapatkan sketsa gambar yang dibawa oleh I Wayan Agus Arnawa saat diamankan di Kintamani, Bangli, Jumat (9/6/2017). Sketsa ini diduga dibuat sebelum Agus membunuh kumpinya (nenek buyut). Pelaku Agus Arnawa (kiri). 

TRIBUNNEWS.COM, GIANYAR - I Wayan Agus Arnawa (24) mengakui dirinya telah menghabisi nyawa nenek buyutnya, Ni Wayan Uyut (75).

Namun sketsa pembunuhan yang dibuat pemuda bisu itu sebelum melakukan perbuatan kejinya, masih menjadi misteri.

Saat menjalani pemeriksaan di Polsek Payangan, Gianyar, Sabtu (10/6/2017), Agus sejatinya telah berusaha mengungkapkan apa maksud gambar sketsa rencana pembunuhan tersebut, namun pihak kepolisian maupun orangtuanya tak memahami.

Hal ini karena pihak kepolisian memiliki keterbatasan dalam menerjemahkan bahasa tubuh pemuda tuna wicara tersebut.

Rencananya, pihak kepolisian akan mendatangkan ahli tuna wicara dari Sekolah Luar Biasa (SLB) Gianyar, Senin (12/6/2017) mendatang.

Diberitakan Tribun Bali sebelumnya, Agus yang mengalami keterbelakangan mental, diduga telah merencanakan pembunuhan sadis terhadap nenek buyutnya itu.

Indikasi ke arah pembunuhan berencana terungkap setelah polisi menemukan barang bukti sebuah sketsa gambar tentang perencanaan pembunuhan terhadap korban, lengkap dengan lokasi untuk membuang jenazahnya dan tujuan pelariannya.

Kapolsek Payangan, AKP Gede Hendrawan, saat dihubungi pada Sabtu malam mengatakan, keterangan yang didapatkan dari Agus masih sangat terbatas.

Agus hanya telah mengakui perbuatannya membunuh nenek buyutnya.

"Kami masih kesulitan menggali keterangan, karena keterbatasan memahami bahasa tubuh. Sejauh ini kami baru mendapatkan keterangan langsung dari Agus, bahwa dialah yang menghabisi nyawa nenek buyutnya," ujar Hendrawan.

Setelah mendapat pengakuan tersebut, Polsek Payangan langsung melakukan rekonstruksi pembunuhan.

Dalam proses ini, pihak kepolisian mendapatkan barang bukti baru, yakni selop tangan yang digunakan Agus saat menghabisi nenek buyutnya itu.

Pemuda yang akrab dipanggil Kolok ini juga mengakui, alasannya menghabisi nyawa sang nenek lantaran uang yang diberikan tak sesuai yang diinginkan.

Pelaku meminta Rp 40 ribu tapi hanya dikasi Rp 20 ribu oleh Kumpi Uyut.

Agus yang mengalami keterbelakangan mental pun langsung marah, dan menusuk neneknya menggunakan temutik.

Setelah itu, sang nenek yang dalam keadaan sekarat itu dibuang ke jurang di pinggir ladang buah semaga yang berjarak 100 meter dari rumahnya di Banjar Marga Tengah, Desa Kerta, Payangan, Gianyar.

Perbuatan ini dilakukannya sendirian pada Kamis (8/6/2017) pukul 05.00 Wita.

Jenazah Kumpi Uyut kemudian ditemukan warga setempat, I Wayan Sudirta, Kamis pukul 17.00 Wita.

Agus Arnawa tersangka pembunuh nenek
Agus Arnawa tersangka pembunuh nenek (Istimewa)

Usai melakukan aksi kejinya, Agus kemudian melarikan diri.

Sempat menjadi DPO (Dalam Pencarian Orang) atau buron, ia akhirnya ditangkap di pondokan milik Jro Mangku Tarib di Banjar/Desa Banua, Kecamatan Kintamani, Bangli, Jumat (9/6) pukul 15.41 Wita.

"Dalam rekonstruksi, Agus juga menunjukkan dia telah membuang selopnya, dan ini jadi BB (barang bukti) baru," papar Kapolsek.

Sebelumnya polisi telah mengamankan barang bukti berupa pisau temutik bebercak darah di rumah korban.

Meskipun Agus sangat kooperatif dalam pengungkapan kasus ini, kata AKP Hendrawan, keterangan yang dirangkum masih terbatas.

Sejatinya Agus juga sudah berusaha mengungkap tujuannya di balik pembuatan sketsa sebelum melakukan pembunuhan.

Namun sekali lagi, pernyataan Agus tak dipahami lantaran keterbatasan kemampuan penerjemahan.

"Apa maksud gambar itu, dan terinspirasi dari mana, kami butuh bantuan ahli tuna wicara untuk menerjemahkan keterangan Agus," kata Hendrawan, yang memastikan akan tetap memproses kasus ini secara hukum meski pelaku mengalami keterbelakangan mental dan bisu.

Polisi berencana akan memeriksakan kesehatan jiwa Agus ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Bangli.

Bila dinyatakan mengalami gangguan jiwa, Agus bakal dirawat di sana.

Usai menjalani perawatan, polisi akan memproses secara hukum kasus pembunuhannya.

Berdasarkan data kepolisian, Agus merupakan pengangguran yang memiliki banyak catatan buruk.

Enam bulan lalu, ia menusuk ibu kandungnya hingga meninggal.

Agus yang mengalami kebisuan sejak lahir ini juga sempat ditahan di Polsek Ubud lantaran melakukan tindak pencurian.

Namun Agus selalu lolos dalam proses peradilan lantaran dinyatakan mengalami gangguan jiwa.

Dulu Agus pernah dirawat di RSJ Bangli usai membunuh ibunya.

Namun ia dinyatakan tidak mengalami gangguan jiwa, hanya keterbelakangan mental.

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved