Sabtu, 4 Oktober 2025

Pencuri Cekik Dosen Undip di Kamar, Mayatnya Dibuang di Selokan

Polisi membeberkan kronologis tewasnya Nanik Tri Mulyani (72), dosen Undip Semarang yang tewas dicekik pencuri di rumahnya. Mayat korban lalu dibuang.

Editor: Y Gustaman
Istimewa
Nanik Tri Mulyani (72), dosen Fakultas Kedokteran Undip semasa hidup. ISTIMEWA 

Laporan Wartawan Tribun Jateng, Daniel Arie Purnomo

TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Sat Reskrim Polrestabes Semarang, Polsek Semarang Tengah, Polres Wonosobo dan Polres Banjarnegara mengungkap kasus hilangnya Nanik Tri Mulyani (72).

Warga Jalan Plampitan, Semarang Tengah, Jawa Tengah, yang sempat dikabarkan menghilang pada Minggu (23/4/2017) lalu itu ditemukan tewas dibunuh di Banjarnegara.

Korban merupakan dosen Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Undip. Polisi baru menangkap satu dari dua pelaku. Pelaku lainnya masih buron.

"Kasus ini masuk tindak pidana pencurian dengan kekerasan yang mengakibatkan korban meninggal dunia. Pasalnya 365 ayat 3 dan 4 KUHP," beber Kapolsek Semarang Tengah, Kompol Kemas Indra Natanegara, melalui sambungan telepon pada Sabtu (29/4/2017).

Supardi (22), warga Dusun Banyu Kembar, Desa Krangen Wetan, Watu Malang, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan Nanik Tri Mulyani (72), dosen Fakultas Kedokteran Undip. DOKUMENTASI HUMAS POLSEK SEMARANG TENGAH
Supardi (22), warga Dusun Banyu Kembar, Desa Krangen Wetan, Watu Malang, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, ditetapkan sebagai tersangka pembunuhan Nanik Tri Mulyani (72), dosen Fakultas Kedokteran Undip. DOKUMENTASI HUMAS POLSEK SEMARANG TENGAH (Dokumentasi Humas Polsek Semarang Tengah)

Kedua pelaku adalah Parman (22) dan Supardi (22), warga Dusun Banyu Kembar, Desa Krangen Wetan, Watu Malang, Wonosobo.

Kronologisnya, Parman masuk ke dalam kamar korban melalui jendela dapur yang terbuka pada Minggu (23/4/2017) pukul 12.00 WIB. Niat awal para pelaku hanya mencuri.

Berselang dua jam, korban masuk ke dalam rumah. Kala itu korban pulang dari Jakarta setelah menjenguk kerabatnya.

"Sampai di kamar, Parman langsung mencekik leher korban hingga meninggal," terang Kemas.

Peristiwa tersebut diceritakan Parman ke Supardi. Keduanya lalu memutuskan ke parkiran Rumah Sakit Telogorejo Semarang, untuk mengambil mobil Honda Freed B 1704 NME milik korban.

"Lalu pada jam enam sore, Parman kembali ke rumah korban. Selanjutnya mengangkat mayat korban dalam kondisi kaki dan tangan terikat, serta mulut dilakban," beber Kemas.

Jenazah Nanik lalu mereka masukkan ke dalam bagasi mobil tersebut. Mereka berkendara menuju Wonosobo sambil menggondol satu unit televisi, dua ponsel, satu kamera, satu CCTV, dan uang tunai Rp 2 juta.

"Mayat korban dibuang pelaku pada hari Senin jam dua malam. Lokasi pembuangan di selokan tepi jalan raya kawasan Desa Tanjung Anom, Rakit, Banjarnegara," ia menambahkan.

Para pelaku berupaya menjual mobil milik korban sayangnya belum laku. Mereka bersepakat memarkirkan kembali mobil tersebut di RSUD Wonosobo.

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved