Sabtu, 4 Oktober 2025

Kader Fatayat NU Geleng Kepala Saksikan Pengakuan Pelaku Bom Bunuh Diri

Kader Fatayat Nahdlatul Ulama menggelengkan kepala usai menonton rekaman pengakuan pelaku bom bunuh diri Hotel JW Marriot pada 2009.

Editor: Y Gustaman
Tribun Jabar/Teuku Muh Guci S
Kepala BNPT Komjen Suhardi Alius menjadi narasumber dalam acara sarasehan pencegahan paham radikalisme dan terorisme di Hotel Papandayan, Jalan Gatot Subroto, Kota Bandung, Jumat (21/4/2017). Acara ini diikuti ratusan kader Fatayat NU. TRIBUN JABAR/TEUKU MUH GUCI S 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Teuku Muh Guci S

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Kader Fatayat Nahdlatul Ulama menggelengkan kepala usai menonton rekaman pengakuan pelaku bom bunuh diri Hotel JW Marriot pada 2009.

Kepala BNPT Komjen Suhardi Alius turut menjelaskan siapa pelaku di rekaman video tersebut saat sarasehan yang digelar Fatayat NU di Hotel Papandayan, Kota Bandung, Jumat (21/4/2017).

Kata Suhardi rekaman video itu direkam pembaiat pelaku bom bunuh diri seminggu sebelum ledakan terjadi.

Dalam rekaman tersebut pelaku bom bunuh diri duduk di lapangan rumput dengan latar dua bangunan bertingkat yang merupakan Hotel JW Marriot.

Perekam video meminta tanggapan terhadap pelaku terkait aksinya tersebut, apakah termasuk bunuh diri atau bukan.

"Tidak itu bukan diri, bunuh diri itu orang yang putus asa. Saya mengharap Surga Allah," kata pelaku bom bunuh diri.

Ratusan kader Fatayat NU langsung menggumam mendengar pernyataan pelaku bom bunuh diri. "Eh, eh," kata mereka serentak.

Tak sekali, mereka kembali megepresikan hal serupa ketika pelaku bom bunuh diri menyatakan akan menjemput bidadari dengan melakukan bom bunuh diri. "Eh, eh," ungkap mereka sembari geleng-geleng.

"Ada rasa takut?" tanya Suhardi. "Bayangkan hebatnya brainwash yang dilakukan," dia menambahkan.

Suhardi mengajak seluruh kader Fatayat NU menjadi filter di masyarakat agar tidak jadi sasaran paham radikalisme dan terorisme.

"Kami akan sampaikan ciri radikalisme agar ada bahan kepada Fatayat menyampaikan ke masyarakat. Kegiatan ini strategis karena paham tidak bisa dibendung sendiri," beber Suhardi.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved