Sabtu, 4 Oktober 2025

Sebelum Meninggal, Mahasiswa Ini Kerasukan dan Berkata Waktu Kematiannya

Fabianus Hale Bere (22), mahasiswa semester VI FKIP jurusan Bahasa Inggris Universitas Kristen Artha Wacana (UKAW) Kupang ditemukan tewas.

Editor: Adi Suhendi
pos kupang/alfons k nedabang
Jenazah Fabianus Hale Bere yang dijaga keluarga di kamar kosnya di Oesapa. 

Laporan Wartawan Pos Kupang, Alfons K Nedabang

TRIBUNNEWS.COM, KUPANG - Fabianus Hale Bere (22), mahasiswa semester VI FKIP jurusan Bahasa Inggris Universitas Kristen Artha Wacana (UKAW) Kupang ditemukan tewas.

Ia tewas di kamar kosnya di RT 21 RW 008, Kelurahan Oesapa, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang, Kamis (6/4/2017) sekitar pukul 11.30 Wita.

Beberapa saat menjelang menghembuskan nafas terakhir, Fabianus kesurupan cukup lama.

Dalam kondisi tak sadar, Fabianus mengamuk dan berteriak-teriak mengenai jam kematiannya.

Dia juga membantingkan tubuhnya ke lantai kamar kos.

Di kos Mandala, Fabianus yang berasal dari Dusun Webora, RT 001 RW 001 Desa Alas, Kecamatan Kobalima Timur, Kabupaten Malaka ini, ditemani kakaknya Gaudensiana Abuk Bere sejak 30 Maret 2017.

Abuk Bere datang dari kampung setelah diminta Fabianus via telepon sehari sebelumnya.

Saat itu, Fabianus mengabarkan dia dalam keadaan sakit, kakinya bengkak.

Abuk Bere menjelaskan, Rabu (5/4/2017) sekitar pukul 19.00 Wita, bertempat di kamar kos Yulius Seran - rekan Fabianus - Fabianus kerasukan dari malam sampai pagi.

"Dia mengamuk dan membantingkan diri di lantai kamar kos dan mengancam, sambil berkata sekitar jam 03.00 Wita atau jam 06.00 Wita akan meninggal," jelas Abuk Bere.

Abuk Bere bersama Yulius Seran, Stanislaus Kalu Bria, Arif Kana Radja, Anderito Mendoca dan beberapa orang lainnya berusaha menenangkan Fabianus.

Namun, tidak berhasil.

"Sepanjang malam dia terus berontak dan terus melawan hingga pada pukul 06.00 wita ditemukan sudah tidak bernyawa," ujarnya.

Kasat Reskrim Polres Kupang AKP Lalu Musti Ali mengatakan selama korban mengalami kerasukan, kakak dan rekan korban yang ditetapkan menjadi saksi, senantiasa menjaga korban.

"Mereka tidak meninggalkan korban," kata Musti Ali saat dikonfirmasi Kamis siang.

"Untuk sementara tidak ada unsur kesengajaan membiarkan korban menimggal," tambahnya.

Setelah mendapat kabar mahasiswa meninggal di kamar kos, polisi langsung ke TKP.

Selain mengambil keterangan saksi-saksi, polisi melakukan olah TKP.

Selanjutnya polisi membawa jenazah Fabianus ke RSU Prof WZ Johannes Kupang untuk divisum.

“Korban dibawa ke rumah sakit. Keterangan selanjutnya setelah visum,” ujar Musti Ali.

Kematian Fabianus sangat mirip dengan kematian Markus Tlupun, pemuda tanggung yang sehari-harinya tinggal di Waikomo, Kelurahan Lewoleba Barat, Kabupaten Lembata.

Kematian Markus karena kesurupan, menghebohkan masyarakat Lewoleba umumnya.

Sebab kasus itu merupakan yang pertama kali terjadi dan aneh, seseorang bisa meninggal dunia karena kesurupan selama berhari-hari.

Kasus meninggalnya Markus Tlupun itu dibenarkan ayahnya, Dominikus Higo Tlupun, ketika ditemui POS-KUPANG.COM, Rabu (5/4/2017).

“Benar, anak saya semata wayang itu meninggal karena kerasukan selama tiga hari berturut-turut,” ujarnya.

Adapun hari-hari kritis yang dialami anaknya Markus, adalah Sabtu, Minggu dan Senin (1-3/4/2017).

Pada Sabtu, korban mulai kesurupan dan kondisi itu berlangsung sampai maut datang menjemput pada Senin (3/4/2017) pukul 11.30 Wita.

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved