Senin, 29 September 2025

Di Kendal, Ada Sekolah Khusus untuk PSK

Sekolah di lokalisasi prostitusi Alas Karet (Alaska ) Sukorejo, Kendal, Jawa Tengah, ini tidak seperti sekolah lain pada umumnya.

Editor: Sanusi
Kompas.Com /Slamet Priyatin
Penghuni lokalisasi pelacuran Alaska Sukorejo Kendal saat ikut sekolah. KOMPAS.Com /Slamet Priyatin 

TRIBUNNEWS.COM, KENDAL - Sekolah di lokalisasi prostitusi Alas Karet (Alaska ) Sukorejo, Kendal, Jawa Tengah, ini tidak seperti sekolah lain pada umumnya.

Selain tempat belajar yang sangat sederhana, semua siswanya adalah pekerja seks komersial (PSK). Sekolah itu buka setiap minggu sekali. Pengajarnya berasal dari relawan kesehatan, dokter dan perajin.

Pengurus lokalisasi Alaska, Bejo, menjelaskan, sekolah untuk penghuni lokalisasi prostitusi ini sudah berdiri sejak tahun 2013. Pendirinya adalah pengurus lokalisasi dan LSM Gra Metra. Awalnya, materi yang diajarkan untuk peserta didik adalah kesehatan dan bahaya virus HIV/AIDS.

“Tapi kemudian berkembang. Hal ini disebabkan banyak relawan yang mau menyumbangkan ilmunya," kata Bejo, Minggu (26/3/2017).

Bejo menambahkan, kegiatan belajar dan mengajar di sekolah itu digelar pada Minggu, mulai pukul 09.00 hingga 12.00. Jumlah siswanya sebanyak 30-an orang.

Salah satu siswa, Dewi Sandrawati, menilai sangat banyak manfaat ikut sekolah setiap Minggu di lokalisasi prostitusi itu. Ia bisa mengetahui jenis penyakit menular, terutama HIV/AIDS.

Selain itu, ia juga mendapat tambahan ilmu tentang undang-undang kekerasan dalam rumah tangga.

“Pernah juga, kami mendapat pelajaran membatik," katanya.

Dewi berharap, semua penghuni lokalisasi bisa memanfaatkan sekolah ini. Sebab, masih ada PSK yang malas-malasan. Kadang ikut, kadang tidak.

Alaska dan Gambir Langu

Salah satu relawan dari Forum Komunikasi Peduli Batang (FKPB), Sunarti, mengaku selain Alaska, sebenarnya sekolah PSK juga didirikan di lokalisasi prostitusi Gambir Langu (Gbl) Kaliwungu, Kendal. Namun, ketika ditinggalkan oleh LSM Gra Metra, sekolah itu mati suri.

“Kalau di Alaska, terus berlanjut karena pengurusnya aktif mencari pengisi materi atau gurunya," kata Sunarti.

Sunarti mengaku dirinya akan melakukan pendekatan dengan pengurus lokalisasi prostitusi Gbl supaya bisa mngaktifkan kembali sekolah untuk PSK.

“Tiap hari Rabu, di Gbl ada pemeriksaan rutin kesehatan PSK. Nanti akan kami manfaatkan untuk sekalian pemberian materi,” ujarnya.

Senada dengan Sunarti, petugas dari Dinas Kesehatan Kabupaten Kendal, Agus, mengaku mati surinya sekolah PSK di Gbl setelah ditinggal oleh LSM Gra Metra. Ia berharap, relawan dari FKPB bisa mengaktifkan kembali sekolah tersebut karena sangat bermanfaat.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan