Teror di Bandung
Cegah Trauma, Murid SD Kresna Diberi Pendampingan
Tim psikologi Mabes Polri akan memberikan pendampingan trauma healing terhadap murid SD Kresna.
Laporan Wartawan Tribun Jabar Teuku Muh Guci S
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Tim psikologi Mabes Polri akan memberikan pendampingan trauma healing terhadap murid SD Kresna.
Pendampingan untuk mencegah trauma murid SD setelah mengetahui ada ledakan bom di dekat sekolahnya.
Guru SD Kresna, Dedeh Sri Mulyati, mengatakan, tim Mabes Polri dari bagian psikologi telah mendatangi sekolah.
Mereka menawarkan pendampingan terhadap murid akibat dampak yang ditimbulkan ledakan bom di Taman Pendawa.
"Awalnya mungkin mereka tidak tahu. Tapi karena mereka nonton televisi jadi masuk informasi jadi pasti ada dampak seperti takut ke sekolah. Makanya mau ada pendampingan," kata Dedeh kepada Tribun di SD Kresna, Jalan Kresna, Senin (27/2/2017) sore.
Dedeh mengaku, sebagian murid memang sudah ada yang mengetahui ada ledakan bom di dekat sekolahnya.
Beberapa orang tua murid pun sempat panik ketika mendengar ada bom panci di dekat SD Kresna.
"Jadi tadi sekolah juga menelpon setiap orang tua untuk menjemput. Yang belum dijemput tidak boleh pulang," kata Dedeh.
Ditanya sekolah diliburkan, Dedeh mengatakan, hal tersebut masih dibahas kepala sekolah dengan intansi terkait.
"Termasuk kegiatan belajar ada atau tidak kami masih menunggu," kata Dedeh.
Kegiatan belajar murid SD Kresna pad Senin (27/2/2017), terpaksa dihentikan pukul 10.00 WIB.
Gara-garanya bom panci meledak di salah satu sudut Taman Pandawa, Jalan Kresna, Kelurahan Arjuna, Kecamatan Cicendo, Kota Bandung, pukkul 08.30 WIB.
Pantauan Tribun, lokasi SD tersebut hanya berjarak sekitar 100 meter dari lokasi ledakan bom panci.
Kegiatan belakar pun dibubarkan untuk mencegah trauma murid SD yang jumlahnya mencapai 835 orang itu.
"Untuk keamanan, sekolah akhirnya dibubarkan," kata seorang guru SD Kresna, Dedeh Sri Mulyati kepada Tribun, Senin (27/2/2017) sore.
Dedeh mengatakan, suara dan dentuman ledakan bom panci terasa sampai SD. Namun, kata dia, guru dan murid tidak menyangka jika ledakan itu berasal dari bom panci.
"Bunyinya kencang, kedengaran sampai sekolah. Dikiran ban mobil meledak. Karena di sini banyak bus lewat," kata Dedeh.
Dedeh bersyukur, tak ada murid yang keluar sekolah ketika ledakan terjadi. Biasanya, kata dia, murid sekolahnya jajan di luar sekolah ketika jam istirahat.
Adapun ketika kejadian, lanjutnya, semua murid sedang berada di dalam kelas.
"Tadi pas habis kejadian, murid tidak boleh keluar," kata Dedeh. (cis)