Senin, 29 September 2025

Tiga Pabrik Tapioka di Bangka Belitung Diresmikan dalam Waktu Satu Minggu

Hidayat Arsani sebagai pengusaha berbagai bidang terus berkomitmen untuk mensejahterahkan masyarakat di Provinsi Bangka Belitung.

Penulis: Deddy Marjaya
Editor: Dewi Agustina
Istimewa
Hidayat Arsani mencoba mesin penggiling ubi untuk menghasilkan tapioka di Pabrik Sadai yang baru ia resmikan Selasa (14/2/2017). 

Investasi menurut Wakil Gubernur Bangka Belitung adalah membuka ribuan lapangan pekerjaan baru dan menumbuhkan ekonomi Bangka Belitung.

Mengingat Bangka Belitung sedang kesulitan menciptakan lapangan pekerjaan dan mengalami penurunan ekonomi.

Ia juga mengatakan langkahnya membangun banyak pabrik tapioka merupakan bentuk pengabdiannnya kepada kampung halaman yang telah membesarkannya.

"Bagi saya ini adalah pengabdian untuk Babel. Saya harap pengusaha Babel yang lain juga bisa ikut andil pulang kampung, berinvestasi di kampung halaman. Kalau ukan kite siapa agik, kalo ukan sekarang sembile agik (kalau bukan kita siapa lagi, kalau bukan sekarang kapan lagi)," ujar Hidayat sambil bicara dalam bahasa Bangka.

Baca: Warga Kocar-kacir saat Kapal Tongkang Menghantam Rumah di Tepian Sungai

Kapasitas setiap pabrik yang didirikan bisa mengolah ubi hingga 10 ton singkong menjadi tapioka.

Dari 10 ton tersebut, para petani dari seputaran pabrik yang mensuplai ubi atau singkong sebagai bahan baku melalui konsep kemitraan.

Sedang untuk tenaga kerja adalah ibu-ibu sekitar pabrik dengan total 150 orang pekerja. Para pekerja yang mengupas ubi akan mendapat upah Rp 200 per kg.

Jika satu pekerja mengupas 500 kg per hari, maka yang diterima Rp 100 ribu per hari dengan jam kerja dimulai dari jam 6 pagi sampai jam 12 siang.

"Jadi satu bulan setiap pekerja bisa menerima bisa sampai Rp 3 juta. Saya juga sudah berkomitmen tidak akan membeli mesin kupas. Tetap tenaga kerja manusia yang digunakan," kata politisi yang mengawali karir sebagai pengusaha ini.

Para petani yang menanam singkong dengan menyedikan lahan sedang pihaknya membantu bibit dan menampung serta mengolahnya. Adapun ibu-ibu bekerja mengupas ubi.

"Semoga roda ekonomi bergerak, sehingga kita tidak lagi terlalu tergantung pada timah. Kalau bukan kita siapa lagi yang bangun Babel ini, kalau tidak sekarang kapan lagi Babel bisa maju," kata Hidayat.

Ini merupakan bagian investasi sebesar 65 juta dolar AS selain untuk menghasilkan tapioka juga menghasilkan Bioetanol dengan rencana membangun 250 pabrik tapioka tersebar di Bangka Belitung.

Saat ini pabrik tapioka yang sudah dan mulai dibangun mencapai 30 pabrik.

Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan