Pemakaman 7 Jenazah Korban Longsor di Kintamani Tunggu Kedatangan Menteri Sosial
Diiringi gamelan sejak pukul 08.00 Wita, ketujuh jenazah tersebut didoakan serta diberi sesajen untuk jenazah tersebut sebelum dimandikan.
Laporan Wartawan Tribun Bali, Muhammad Fredey Mercury
TRIBUNNEWS.COM, BANGLI - Suasana haru menyelimuti tenda pengungsian korban bencana tanah longsor di Banjar Bantas, Kintamani, Bangli, Bali, Senin (13/2/2017).
Banyak warga mengerubungi 7 jenazah yang sedang didoakan di dalam tenda pengungsian.
Beberapa ingin melihat foto semasa hidup jenazah, dan beberapa terlihat memberi sesaji kepada kerabatnya.
Diiringi gamelan sejak pukul 08.00 Wita, ketujuh jenazah tersebut didoakan serta diberi sesajen untuk jenazah tersebut sebelum dimandikan dan dikuburkan ke Setra Bangsel (kuburan).
Pemuka agama juga memimpin doa di depan peti mati yang akan digunakan jenazah nantinya.
Kepada Tribun Bali, Jero Gede Artha (32) mengatakan, penguburan jenazah dilaksanakan pada pukul 12.00 Wita menunggu kedatangan Menteri Sosial.
"Dikubur nanti sekitar pukul 12.00 Wita menunggu ibu menteri dulu, karena dia mau melihat korbannya juga," ujar Artha.
Adik ipar dari Jero Balian resmi ini mengaku, akibat bencana alam tersebut, dia kehilangan kakak ipar, keponakan, serta bibinya yang bernama Ni Luh Susun.
Baca: Enam Jam Lamanya Bocah 3,5 Tahun Tunggui Jenazah Ibunya yang Tertimpa Longsor
"Sedih memang kehilangan keluarga saya, namun ini merupakan bencana alam. Tidak ada yang tahu kapan terjadinya. Saya cukup beruntung tidak terkena bencana karena rumah saya berjarak 20 meter dari rumah kakak saya, Mangku Wirtana (suami dari Jero Balian Resmi). Sedangkan bibi saya menjadi korban karena rumahnya masih satu petak dengan rumah ipar saya," ujarnya Artha.
Pantauan Tribun Bali, pukul 11.20 Wita, Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia, Seto Mulyadi alias Kak Seto juga datang ke lokasi bencana alam di Desa Songan, Kintamani.
Kedatangannya untuk mendirikan trauma center, agar trauma pada anak-anak korban bencana dapat disembuhkan dan anak-anak kembali menjadi ceria.