Sabtu, 4 Oktober 2025

Catut Nama BNN untuk Memeras, 6 Warga Bondowoso Ditangkap Polisi di Atambua

Tim intelijen Polres Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT) menciduk enam warga Bondowoso, Jawa Timur di Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Belu, Kamis

Editor: Sugiyarto
TRIBUN MEDAN/DANIL SIREGAR
ilustrasi 

Laporan Wartawan Pos Kupang, Edy Bau

TRIBUNNEWS.COM, ATAMBUA -Tim intelijen Polres Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT) menciduk enam warga Bondowoso, Jawa Timur di Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Belu, Kamis (19/1/2017).

Keenam orang itu diciduk lantaran mencatut nama Badan Narkotika Nasional (BNN) dan memasarkan kaos kepada pegawai di sejumlah instansi di Atambua.

Berdasarkan identitas pada kartu tanda penduduk (KTP), warga yang diciduk dan dibawa ke Polres Timor Tengah Utara (TTU) untuk diproses lebih lanjut yakni Hafifi (46), Mujehri Sholeh (48), Muhamad Chotib Bukhary (36), Badriyanto (21), Bandoeng Kubro (29) dan Mochamad Alfan Subata.

Enam warga ini diciduk setelah intelijen Polres Belu mendapatkan informasi dari Polres Timor Tengah Utara (TTU) terkait aksi serupa yang dilakukan di TTU.

Kasat Intelijen Polres Belu, Iptu Alberto yang bicara kepada pers mewakili Kapolres Belu, AKBP Mikhael Ken Lingga mengatakan, enam oknum ini mengaku berasal dari BNN.

Mereka diamankan berdasarkan koordinasi dengan Satuan Reskrim Polres TTU yang sementara melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap enam oknum tersebut karena melakukan kegiatan mencurigakan.

Menurutnya, enam orang ini telah beraksi di TTU dengan memaksa sejumlah kepala desa di TTU untuk membeli kaos serupa dengan yang ditawarkan kepada Kadis seharga Rp 150. 000.

Aksi mencurigakan itu lantas dilaporkan salah satu kades ke Polres TTU untuk ditelusuri.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Belu, Theresia Saik mengatakan, kepada dirinya, enam orang itu memperkenalkan diri berasal dari Indosiar, bagian narkoba.

Selain mengaku dari Indosiar, lanjut Theresia, para pelaku ini datang membawa serta surat tugas dari surat kabar nasional (SKN) News Patroli serta ada juga kartu indentitas (ID card) sebagai wartawan SKN News Patroli.

Ternyata, lanjutnya, setelah enam orang ini pergi, ada polisi yang datang ke kantor dinas untuk menanyakan keberadaan orang-orang tersebut.

"Saat saya kembali, ada staf yang bilang, polisi datang. Saya lalu menanyakan keberadaan orang-orang itu. Katanya orang-orang itu di cari polisi di TTS dan TTU," ungkapnya. (*)

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved