Senin, 6 Oktober 2025

Pantang Jadi Pengemis, Nenek Renta di Lamongan Ini Mencari Rezeki Halal dari Usaha Tambal Ban

Ruminem dan suaminya tetap ikhlas karena menganggap pekerjaan tersebut itu lebih terhormat ketimbang menjadi pengemis.

Editor: Choirul Arifin
KOMPAS IMAGES
Dengan cekatan Ruminem (kiri) menambal ban sepeda motor milik konsumennya, Senin (12/12/2016). 

TRIBUNNEWS.COM, LAMONGAN– Di usianya yang sudah lanjut, pasang kakek dan nenek Sukadi (70) dan Ruminem (74) enggan berpangku tangan.

Untuk menyambung hidup sehari-hari pasangan suami-istri ini membuka usha tambal ban dan bengkel sepeda di rumah mereka yang sangat sederhana di RT3/RW1 Dusun Bulu, Desa Bulutengger, Kecamatan Sekaran, Lamongan, Jawa Timur.

Uang dari jerih payah itu setiap harinya tidak seberapa. Tapi Ruminem dan suaminya tetap ikhlas karena menganggap pekerjaan tersebut itu lebih terhormat ketimbang menjadi pengemis.

"Kami biasa buka dari jam 06.00 WIB pagi sampai jam 17.00 WIB sore. Dengan penghasilan rata-rata setiap harinya sekitar Rp 40.000 sampai Rp 50.000," kata Ruminem, Senin (12/12/2016).

Pernah juga mereka mendapatkan uang hingga Rp 100.000 saat ramai pelanggan.

Dengan hasil tersebut, Sukadi dan Ruminem yang tinggal berdua itu di rumah itu tetap merasa bersyukur.

Berapa pun uang yang mereka dapatkan setiap hari, itulah rezeki yang dicukupkan oleh Yang Maha Kuasa.

"Selama kami masih diberi kekuatan oleh Allah dalam mencari rezeki ini. Lebih baik kami bekerja seperti ini karena kami tidak mau menjadi pengemis. Lebih baik berkeringat daripada menggantungkan belas kasih dari orang lain," ujar Ruminem.

Dalam menjalankan usaha bengkel tersebut, Ruminem dan Sukadi berbagi tugas.

Selain menjadi ibu rumah tangga, ia menangani pekerjaan di bengkel yang bersifat ringan. Pekerjaan berat menjadi bagian suaminya.

"Kalau memperbaiki sepeda, biasanya bapak yang melakukan. Kalau saya yang ringan-ringan saja, seperti menambal ban," ujar Ruminem.

Usaha tambal ban Sukadi dan Ruminem
Pasangan Sukadi (kiri) dan Ruminem saat memperbaiki sepeda pancal di bengkel miliknya.

Ruminem bisa menambal ban karena belajar secara otodidak dari suaminya yang sudah lebih dulu menjadi tukang tambal ban.

Karena merasa kasihan dan ingin meringankan beban suaminya, Ruminem pun mengamati cara sang suami bekerja.

Awalnya Sukadi menolak permintaan istrinya untuk membantu menambal ban karena itu pekerjaan laki-laki.

"Setelah saya tegaskan kepada suami, ini adalah pekerjaan halal dan saya mampu melakukannya. Terlebih pekerjaan ini lebih mulia daripada harus mengemis, suami kemudian mengizinkan saya," kata dia.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved