Ngaku Penyidik Polda Kepri, Anggota GAT Peras TKI

Laporan Wartawan Tribun Batam, Eko Setiawan

TRIBUNNEWS.COM, BATAM - Semenjak masuk dalam dafrat pencarian orang (DPO) Polda Kepri Samsul Rumangkang masih terus dicari pihak kepolisian.

Sejauh ini, polisi baru menahan seorang tersangka bernama Aidil.

Kapolda Kepri Brigjen Sambudi Gusdian dalam keterangan pers di Mapolda Kepri, Senin (21/11/2016) menceritakan kronologis kejadian tersebut.

Awalnya kasus ini bermula dari adanya enam orang korban Traffiking di kawasan Botania.

Kemudian dua orang tersangka bernama Samsul rumangkang dan Aidil datang ke sana dan mengaku merupakan penyidik Trafiking Polda Kepri.

"Dia mengaku dari penyidik Trafiking Polda Kepri. Itu pandai-pandai dia aja, gak ada yang namanya penyidik Trafiking."

"Sebenarnya dia ini anggota Gerakan Anti Trafiking (GAP). Tapi mereka sebenarnya para penjahat trafiking," sebut Sam menerangkan.

Lebih lanjut dikatakan Sam, ketika di Ruko Botania ia melihat enam orang perempuan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang hendak dipulangkan ke Surabaya.

Tiba-tiba Samsul dan Aidil dengan berlagak sebagai seorang Polisi mengatakan apakah kasus ini akan diselesaikan di kantor atau secera baik-baik.

Pilihan itu diberikan kepada enam orang TKI tersebut. Di bawah ancaman, para TKI ini berniat untuk menyelesaikan kasus ini dengan cara damai.

Namun tentunya dengan bayaran. Setiap TKI dimintai uang oleh kedua pelaku Rp 5 juta. Karena tidak memiliki cukup uang, akhirnya terjadilah negosiasi yang dilakukan oleh seorang bernama Mari i.

"Jadi ada satu orang yang membantu melakukan lobi. Karena para TKI ini hanya sanggub membayar Rp 3 juta."

"Mari i ini lah yang menolong mereka dengan menjanjikan sisa uang akan dibayar keesokan harinya," sebut Sam lagi.

Keesokan harinya, Aidil datang menjumpai Mari i dengan maksudm untuk meminta sisa uang yang dijanjikan oleh para TKI ini. Disanalah polisi menangkap Aidil saat meminta uang tersebut.